Mokondo

1019 Words

Devan mengusap wajahnya, mencoba menepis pikirannya sendiri. "Ingat, Dev. Evelyn itu pasienmu. Jangan baper. Dia pasti melamarmu juga dalam keadaan setengah sadar. Jangan berharap dia menghubungimu." Namun, jauh di dalam hati, ia sadar ada sesuatu yang mulai berubah dalam dirinya. Sesuatu yang tak bisa dikendalikan. Berharap. Saat Devan masih tenggelam dalam pikirannya tentang Evelyn, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. "Silakan masuk," ucapnya sambil mengembalikan fokusnya. Pintu terbuka, seorang perawat masuk dengan wajah profesional. "Dok, pasiennya sudah tiba," lapornya. Devan langsung mengangguk, menyingkirkan segala pikiran tentang Evelyn. "Baik, persilahkan masuk." Perawat itu keluar, sementara Devan menarik napas dalam dan merapikan duduknya. Saat ini, ia bukan lagi seseora

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD