bc

Satu Jam Saja

book_age18+
61.5K
FOLLOW
593.1K
READ
independent
dare to love and hate
drama
tragedy
twisted
sweet
bxg
cheating
like
intro-logo
Blurb

6 jam sebelumnya….

Air mata meleleh deras di kedua pipi Renata ketika di tengah candlelight romantic mereka, Johan memberikannya selembar surat cerai serta surat kesepakatan untuk ditandatanganinya saat itu juga. Dengan mata buram karena air mata yang terus mengalir, Renata menatap dan membaca setiap baris demi baris kalimat yang tercatat dengan sangat detail pada kedua lembar surat tersebut. Tapi semakin lama ia membacanya, dadanya terasa semakin sesak oleh sakit hati yang tak terkatakan.

“I…ini apa??” tanyanya lirih. Logikanya memahami maksud dan tujuan dari kedua surat yang ada di dalam tangannya tersebut tapi hatinya masih berusaha untuk mengingkari kenyataan yang baru saja diterimanya. Suaminya sendiri…. mau menceraikannya???

Kenapa???

Apa salahnya???

Bukankah selama 4 tahun ini hubungan mereka berdua baik-baik saja???

Jadi?? Kenapa???

“Maaf….” kata Johan penuh sesal. Dengan sangat terpaksa, ia harus melakukan ini karena ditekan oleh ibu kandung dan seluruh keluarga besarnya.

chap-preview
Free preview
1 PROLOG
Suara music di tempat itu terdengar hingar bingar. Semua orang sibuk berjoget sambil teler. Sebagian besar malah bergoyang dengan gerakan yang sangat sensual dan erotis. Laki-laki, wanita, gay, biseks semuanya tumplek plek di sini. Bergelimang dalam nikmatnya dosa di bawah siraman lampu laser dan disco warna-warni. DJ yang memutar music EDM juga turut bergoyang dan berjingkrak-jingkrak gembira untuk membuat suasana lebih panas lagi. Malam semakin pekat. Orang-orang berteriak dan melompat-lompat gembira dalam euphoria duniawi. Mereka high. Trance atau apapun namanya itu. Mabuk dalam kepuasan semu yang ditawarkan oleh efek drugs dan minuman beralkohol. Tapi mereka tak peduli. Apapun itu, tak ada masa depan atau masa lalu. Semuanya bercampur di sini. Sekarang. Saat ini. Masa kini. Hidup bersenang-senang karena hidupmu hanya sekali. Jadi…. Nikmatilah….!!!! Sementara itu, di atas sebuah meja bar, seorang wanita berpakaian modis dengan makeup luntur tengah menceracau tak jelas. Ia sudah menghabiskan beberapa gelas sloki vodka dan whiskey tanpa jeda. Jauh melebihi batas normal dan kadar toleransinya terhadap minuman beralkohol. Bartender yang melihat kondisi itu hanya bisa menghela nafas dengan berat hati. Sudah terlalu sering ia melihat pemandangan seperti ini setiap malam. Orang-orang yang meminum alcohol untuk mengenyahkan berbagai masalah yang mereka hadapi atau hindari. Berharap banyak bahwa dengan menenggak minuman tersebut, masalah mereka akan beres dengan sendirinya. Alkohol bagi mereka adalah sebuah jawaban. Sebuah ilusi. Sebuah pelampiasan. Sebuah fatamorgana kasat mata. Indah dipandang, menghilang saat didekati. Lalu, setelah efeknya hilang, maka tidak ada yang berubah. Sama saja. Masalah yang sama. Masalah yang terulang. Lagi. Lagi. Dan lagi. Dan, wanita yang sedang mengingau tak jelas ini, tak terkecuali…. Tapi setidaknya, ia hanya menumpukan kepalanya di atas meja tanpa membuat gerakan-gerakan apapun atau membuat keributan. Untuk orang-orang seperti ini, sang bartender biasanya memberikan toleransi lebih. Sakit hati? Putus cinta? Ditinggal nikah? Baru cerai? PHK? Berbagai dugaan muncul dalam benak sang bartender sambil ia membersihkan gelasnya. Karena kalau perempuan dan biasanya mabuk serta muncul di tempat durhaka macam ini, biasanya hal-hal di ataslah yang terjadi. “Jam berapa ini?” tanya perempuan itu lemas dengan mata sayu. Ia jelas-jelas teler berat. Walaupun makeupnya sedikit berantakan. Tapi terlihat jelas kalau wanita ini sangat cantik dan melihat dari gaya berpakaiannya, ia sendiri bukan dari kelas sembarangan. Atasan dan rok midi yang terbelah sampai ke pahanya, memperlihatkan kakinya yang jenjang dan mulus. Belum lagi tubuhnya yang sintal memperlihatkan lekuk-lekuk badannya yang memikat, termasuk lekukan belahan payudaranya yang sedikit terlihat. Sang bartender langsung meneguk salivanya dengan gugup. Dalam keadaan seperti ini, wanita ini benar-benar mangsa yang empuk untuk pria hidung belang manapun. Ia pasti tidak bisa berdiri dengan benar dan membutuhkan seseorang untuk memapahnya berjalan serta keluar dari ruangan ini. Kalau orang tersebut benar-benar berniat baik padanya.      “Hampir jam 1 pagi…” jawab sang bartender sambil melirik jam tangannya. “Kau bawa teman? Atau akan ada yang menjemputmu nanti?” tanya bartender tersebut dengan nada cemas. Wanita ini adalah wajah baru di sini. Apapun bisa terjadi padanya. Wanita cantik itu menggeleng keras sambil tersenyum.”Tidak… Aku datang sendirian…” “Su…dah ma….lam…..wak..tu…nya…..a…ku……pu…lang….” “Hati-hati….” kata sang bartender dengan wajah kuatir. Jika saja shiftnya sudah berakhir, ia pasti akan mengantar gadis tersebut pulang ke rumahnya. Sayang, ia tak bisa… Wanita itu mengambil tasnya dan mulai berjalan dengan sempoyongan. Ruangan gelap tersebut serasa berputar – putar di dalam pandangannya. Suara music pelan-pelan mengabur di telinganya. Tubuhnya limbung ketika ditabrak oleh orang-orang yang sedang asyik berjoget. Ia tersenyum sekali lagi. Senyum bodoh. Kakinya berasa seperti jeli. Ia hampir jatuh tersungkur ke depan, ketika tiba-tiba seseorang menahan tubuhnya serta memeluknya dengan erat di pinggangnya. “Halo, nona manis….” ………………………………………………………………………….. 6 jam sebelumnya…. Air mata meleleh deras di kedua pipi Renata ketika di tengah candlelight romantic mereka, Johan memberikannya selembar surat cerai serta surat kesepakatan untuk ditandatanganinya saat itu juga. Dengan mata buram karena air mata yang terus mengalir, Renata menatap dan membaca setiap baris demi baris kalimat yang tercatat dengan sangat detail pada kedua lembar surat tersebut. Tapi semakin lama ia membacanya, dadanya terasa semakin sesak oleh sakit hati yang tak terkatakan. “I…ini apa??” tanyanya lirih. Logikanya memahami maksud dan tujuan dari kedua surat yang ada di dalam tangannya tersebut tapi hatinya masih berusaha untuk mengingkari kenyataan yang baru saja diterimanya. Suaminya sendiri…. mau menceraikannya??? Kenapa??? Apa salahnya??? Bukankah selama 4 tahun ini hubungan mereka berdua baik-baik saja??? Jadi?? Kenapa??? “Maaf….” kata Johan penuh sesal. Dengan sangat terpaksa, ia harus melakukan ini karena ditekan oleh ibu kandung dan seluruh keluarga besarnya. “Mohon mengerti, Nat. Aku adalah putra tunggal dari keluarga besar Alvaro sehingga mereka benar-benar sangat menginginkan anak untuk bisa meneruskan garis keturunan dan nama besar keluarga kita. Apalagi untuk ayahku yang sangat menginDengan kondisimu, apalagi setelah kita berkonsultasi dengan dokter kandungan, peluang kita untuk punya anak sangat kecil. Mustahil malah… maka…” kata Johan berusaha menjelaskan dengan suara parau. Hatinya sangat sedih saat melihat air mata istrinya yang mengalir deras seperti ini. Tapi ia pun tak berdaya di bawah tekanan keluarganya untuk segera menceraikan Renata dan segera mencari pendamping lain yang bisa meneruskan garis keturunan mereka. Bagi keluarganya, perempuan yang mandul adalah sebuah aib. Sebuah cela. Sebuah noda. Sampah yang harus dibuang. “Aku mengerti…” kata Renata pedih sambil menutup matanya. GOD!!!! Sakit banget hati ini…….. ya Tuhannnnnnnn!!!! Renata menyangka ketika suaminya mengajaknya makan malam romanti di restoran sky dining favorit mereka adalah untuk memberikan kejutan special kepadanya. Ya, ia benar! Selembar surat cerai dan surat kesepakatan tunjangan. HA!! Tidak ada kejutan lain yang lebih special dari dua surat tersebut. Tanpa banyak bicara, Renata mengambil bolpen dan segera menandatangani kedua surat tersebut dengan cepat. Lalu, ia langsung menyerahkannya kembali kepada Johan. “Beritahu ibumu. Semoga ia bisa menemukan pendamping yang lebih baik untukmu….” Kata Renata dingin sambil bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan mantan suaminya tersebut di belakang. Tanpa menoleh lagi. “Nat… Hei… Renata…. Sayang…. Tunggu… tunggu sebentar… bukan itu maksudku..” Johan berusaha mengejar langkah istrinya tersebut dan menggapai tangannya tapi Renata malah mempercepat langkahnya. Hatinya sudah terlalu perih sekarang. Rasanya seperti disayat –sayat ribuan pisau yang sudah dilumuri cuka. Luka menganga dan meneteskan darah tanpa henti. Renata tak terkejar. Mereka berpisah. Renata sudah keburu menutup pintu lift. Pemandangan terakhir yang dilihat oleh Johan adalah sepasang mata bengkak istrinya. Wanita teramat cantik yang dulu sempat mengisi hari-harinya dan merupakan belahan jiwanya. Satu-satunya pilihan hatinya. ………………………………………………………………………………………………… Tiga bulan sebelumnya…. Pasangan suami istri tersebut sedang menatap foto hasil USG dengan mimic serius sementara Dr. Sinthawati, salah satu dokter obgin terbaik di kota tersebut menjelaskan tentang kondisi rahim serta bagian-bagian organ tubuh Renata serta penyebab kenapa Renata sulit sekali untuk hamil selama 4 tahun pernikahan mereka. “Pak Johan, rahim Bu Renata mengalami endometriosis dan letaknya persis di area tuba falopi sehingga menutupi jalur sperma untuk bisa membuahi sel ovum. Diperlukan penanganan medis lebih lanjut untuk mengatasi masalah di dalam rahim Bu Renata.…” Tubuh Renata langsung lemas saat mendengar diagnose dokter seputar keadaan dirinya. “Solusinya, Dok?” tanya Renata cemas. Ia tahu benar bagaimana harapan keluarga besar Alvaro supaya Renata bisa cepat hamil dan memberikan generasi baru sebagai penerus nama marga mereka. “Harus operasi, Bu. Atau opsi bayi tabung juga bisa dicoba…..” “Bagaimana dengan persentase keberhasilannya, Dok?” “Dengan kondisi ibu, agak sulit ya? Mungkin success rate-nya hanya sekitar 20 -30 % saja..” Renata langsung merosot di kursinya sambil memegang kepala dengan kedua tangannya. Rasa kecewa dan putus asa mulai merayapi hatinya. Dengan persentase sekecil tersebut, itu sama saja dengan mengatakan kalau ia mandul alias infertile. Apa kata keluarga besar Johan padanya nanti. “Tidak apa-apa, Nat..” “Apapun yang terjadi, aku pasti mendampingimu….” kata Johan sambil mengusap-usap punggung istrinya tersebut. Mencoba untuk menenangkan belahan jiwanya. Renata tersenyum dan menyandarkan kepalanya di ceruk leher suaminya. “I love you, Johan…” Sekarang….. Pria yang sama mengkhianati ucapannya sendiri. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Long Road

read
120.0K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
450.8K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.8K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.0K
bc

Dear Doctor, I LOVE YOU!

read
1.1M
bc

Fake Marriage

read
8.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook