Pagi ini, aku merasa campur aduk antara semangat dan gugup. Setelah sekian lama bekerja dari rumah, akhirnya hari ini adalah hari pertamaku kembali ke kantor. Aku menitipkan anakku pada Bik Subi dan ibuku. Saat melangkah keluar rumah, aku tak bisa menahan rasa berat di hati karena harus meninggalkan Edo. Rasanya masih ingin terus bersama Edo. Selama cuti waktuku terbuang begitu saja bahkan tanpa menyentuh Edo. Zein sudah menungguku di mobil. Dengan senyum lebar, dia membukakan pintu untukku. “Ayo, Sayang. Semangat dong!” Aku masuk ke dalam mobil dan Zein segera menyalakan mesin. Sejujurnya sejak pulang dari liburan kemarin badanku bukannya ringan malah terasa meriang, tapi masih bisa aku tahan. Pagi ini jauh lebih menyesakkan terutama pada dadaku. Sepanjang perjalanan, kami terlibat per

