“Hi, Kak,” sapa Cita sudah berdiri di samping Duta, sambil melipat kedua tangannya di atas meja bar. “Hei!” Duta berseru, karena terkejut dengan kemunculan Cita. Ia sudah tahu gadis itu akan datang ke restorannya, tetapi Duta tidak tahu pasti mengenai waktunya. “Hampir aja kena sikut, kan.” Cita terkekeh dan sedikit menjauh dari Duta yang duduk di stool bar. “Arya belum selesai, ya?” “Masih di kitchen,” Duta menunjuk dinding yang berseberangan dengan meja bar. “Masuk aja. Mereka masih pemotretan. Bentar lagi juga selesai.” “Oh ...” Sulit sekali rasanya untuk tersenyum. Mengingat, pagi ini Arya melakukan pemotretan dengan Rinai, yang tidak tahu malu itu. “Hei.” Duta segera merentangkan satu tangannya, sebelum Cita pergi menuju dapur. “Aku tahu masalahmu sama Rinai. Dan aku cuma mau bi

