"Candy, bukannya aku tidak menginginkan mu tapi apakah kamu siap untuk melihat si junior?" tanya Darren sambil memeluk tubuh mungil itu. "Kenapa kamu bertanya seperti itu, aku sudah merasa sangat malu sekali, seperti w************n saja, hiks!!" Candy masih menutupi wajahnya dengan selimut dan masih menangis. Melihat penolakan Darren seperti itu membuat Candy menjadi malu sekaligus sedih. Perlahan Darren membuka selimut itu dan menatap wajah sembab Candy. Di tangkupnya wajah cantik tanpa polesan make up itu dan menghapus air matanya. Cup, cup, cup Darren menciumi seluruh wajah Candy berkali-kali, seakan meminta maaf dengan menyalurkan lewat ciuman itu. "Pergilah Darren, aku tidak mau melihatmu!" Lirih Candy berusaha menjauh. "Tidak, aku ingin bermalam di sini," jawab Darren. "Kalau