1. Bertemu Pemain

1659 Words
Debby P.O.V " Debby bisakah kau mendapatkan meja lima, tolong? Mereka membutuhkan minuman, dan Kiara menolak untuk kembali karena itu adalah sekelompok pria yang agak keras dan kasar, tapi aku yakin kau dapat menangani nya sendiri." Menejer ku tertawa. " Tentu saja, izin menampar mereka jika mereka mencoba melakukan sesuatu? " Aku tertawa. " Izin diberikan, sebagai upaya terakhir " dia tertawa. " Terima kasih " aku tertawa. Aku mengambil buku catatan dan penaku,menuju ke meja lima. Ada sekelompok sekitar delapan orang yang duduk, kebanyakan dari mereka tampak sangat mabuk! Aku telah menonton mereka hingga tengah malam, mereka terlihat seperti sekelompok pemain. Seperti yang Vero katakan, aku bisa menangani nya sendiri. Aku memasang senyum palsu terbaikku, dan berjalan ke arah mereka. " Hei, kawan, apa yang bisa kuberikan untuk kalian semua? " Kataku, membuat mereka semua menatap ke arahku. " Mm, sayang, bagaimana denganmu? " Salah satu di antara mereka berkata. Aku menatapnya, mengerutkan alisku padanya, memiringkan kepalaku ke samping dan menyeringai. " Sayang, kamu tidak bisa menanganiku, aku terlalu banyak wanita untukmu " Aku mengedipkan mata. Aku mengenalinya, dia adalah putra dari beberapa taipan bisnis jutawan yang membuat majalah hampir setiap pekan. Dia bermasalah dan seorang pemain, semua orang tau itu, dan jika kau tidak pernah tahu siapa dia, kau pasti hidup di bawah batu. Dia memiliki beberapa klub malam, salah satu orang tua nya memberikannya untuk ulang tahun nya yang ke 25. Pasti hebat menjadi produktif dan manja. Aku tidak bisa mengingat namanya seumur hidupku. Yang aku tahu nama terakhir nya adalah William, tapi jangan tanya nama depan nya karena aku tidak terlalu memperhatikan nya. Aku memiliki hal-hal yang lebih baik untuk dilakukan dengan aku yang mengikuti beberapa pemain seperti dia. Aku dan dia menjalani kehidupan yang sangat berbeda. " Aku bisa menanganimu tanpa menggangumu sayang, pulang lah bersamaku, dan aku akan menunjukkan berapa banyak." Dia menyeringai,dan berbalik menatapku, sorotan matanya menyala ke arahku. Aku harus mengakui bahwa dia sangat seksi, terutama matanya. Aku dapat melihat bagaimana gadis-gadis itu jatuh cinta padanya, tetapi aku tidak menggunakan jalan itu meskipun seseorang membayar ku. " Aku ada hal lain yang lebih baik harus aku lakukan. Apakah kalian akan memesan minuman? Karena jika tidak aku akan keluar dari sini. Aku tidak punya waktu untuk berdiri disini menunggu sampai kalian semua berhenti menatap ke arahku. Pesanan? " Kataku dengan tegas sambil memutar bola mataku. Seperti yang aku katakan, aku bisa menangani diriku sendiri, terutama dalam hal pria seperti ini. " Feisty! Betapa aku menyukai wanita ku." Dia mendengus kepadaku. " Itu bagus untuk kau ketahui sobat. Teruslah bermimpi! " Aku tertawa. " Bung, di benar-benar memilikimu sekarang." Salah satu temannya tertawa. Aku melihatnya balik, memelototi teman-temannya, jelas aku merasa kesal dengan teman-temannya. Aku tidak tahu mengapa mereka menunjukkan hal yang sudah jelas. Dia bisa melanjutkan, aku akan menendang bokong nya, tidak peduli apa yang akan dia katakan. Aku adalah apa yang mungkin kalian kenal sebagai orang yang cerdas. Dia berbalik menghadap ku, dan aku menyeringai, dia sekarang memelototi ku. " Apakah kamu tahu siapa aku? " Katanya sambil mengangkat alisnya ke arahku. " Tidak! Hatuskah aku tahu? " Aku bertanya. " Kamu tidak mengenal aku sekarang, tapi percayalah, kamu akan mengenal aku " dia mengedipkan mata. " Lagi, teruslah bermimpi. Minum sekarang... Please? " Kataku dengan menggunakan mode manis. Mereka akhir nya berhenti melecehkan aku, lalu memberiku pesanan minuman mereka. Aku memutar bola mataku, berjalan menjauh dari mereka. " Bokong yang indah." Aku mendengar William memanggilku. Aku memutuskan, aku akan memainkan dia di permainan nya sendiri. Aku melihat dari bahuku ke arah mereka, memberinya seringai paling menggoda untuk sesaat sebelum berbalik, memberi pinggul ku sedikit goyangan ekstra. Aku kembali ke bar, Vero menggelengkan kepalanya, menertawakan ku. " Kau buruk " dia terkikik. " Aku tahu, aku juga bisa bermain game yang sama semampunya " aku mengedipkan mata. " Ya, sepertinya begitu matanya diam padamu " dia tertawa. " Itulah satu-satunya yang dia miliki, aku " aku terkekeh. Dia menggelengkan kepalanya, sangat mengenalku sebelum pergi melayani pelanggan lain. Aku menata minuman untuk mereka dan mendudukkannya di atas nampan, berjalan kembali ke arah mereka. Matanya masih menatap tajam ke arahku. Dia dapat melihat semua yang dia inginkan, tetapi dia tidak akan pernah bisa sentuh, aku harus putus asa mendekatinya. Aku memutuskan aku akan bermain sedikit, dan dapat memainkan permainan kecilnya, tentu saja dia menggunakan wanita sepanjang waktu dan mendapatkan apa yang dia inginkan setiap saat. Aku pikir sudah saat nya dia ku beri pelajaran. Aku sampai di meja, meletakkan minuman mereka untuk mereka, meninggalkannya untuk yang terakhir. Aku membungkuk, meletakkan gelasnya di depan nya. " Silahkan dinikmati, seksi " aku mengedipkan mata. " Aku akan lebih menikmatimu " dia menggeram kepadaku. " Sayang kau tidak akan pernah merasakan nya, heh? Nikmati teman-teman dan cobalah untuk berperilaku baik " kataku sambil menunjuk mereka semua. " Iya bu " satu dari mereka tertawa. " Debby, kau bisa istirahat sebentar saat kita senggang " kata vero, saat aku kembali ke bar. " Terima kasih, aku membutuhkannya setelah berurusan dengan mereka " aku tertawa. Aku meraih ponselku dan rokokku menuju ke belakang untuk istirahat. Aku memeriksa ponselku , sebuah pesan dari sahabat atau teman sekamar ku Adel berkedip di layar ku. Jalang: Hei pelacur, kita punya kencan ganda besok. Debby: lagi? ayolah? dia lebih baik, tidak membosankan, seperti yang terakhir. Siapa yang kau kejar sekarang? Jalang: Oh percaya padaku, dia jauh dari membosankan. Pria dari pekerjaan ku yang kuceritakan padamu, tapi rupanya, dia membuat rencana dengan temannya besok malam, tapi aku memakai pesona terbaikku, membuatnya setuju untuk berkencan, tanggapannya, aku perlu membawa seseorang untuk temannya. Debby: Baiklah! kau beruntung aku mencintaimu dan cara melacurmu, sayang. Dia lebih baik menjadi panas karena mama butuh kesenangan sudah lama. Jalang: Aku belajar cara-cara sluttish ku dari kekasih terbaik. Oh dia, dan percayalah padaku kau pasti ingin bercinta dengan nya, dia adalah priamu, tapi aku tidak memberitahumu siapa dia, itu akan menjadi kejutan! Debby: Kau tau aku benci kejutan, tapi ok. Sampai jumpa saat aku pulang. Aku mencintaimu jalang terbaikku mmwwaah! Jalang: Mencintaimu juga ha hihi Aku terkikik pada diriku sendiri, seperti itulah kami. Ini adalah cara kita selalu. " Aku harap itu bukan pacarmu, karena itu jadi kau harus memberitahunya bahwa kau tidak akan pulang malam ini." Aku mendengar suara dari belakang ku. Aku tidak perlu harus melihat, karena aku tahu siapa itu. Perlahan aku berbalik untuk bertemu dengan nya, terlihat angkuh di wajah nya. Aku meletakkan tanganku di pinggul. " Aku mau kemana? " aku tersenyum. Dia melangkah mendekat ke arahku, meletakkan tangannya di samping kepalaku ke dinding tempat aku bersandar. " Karena aku berharap kau akan pulang bersamaku. Apakah itu pacarmu? " dia bertanya. " Satu, aku tidak akan pernah pulang bersamamu dua, jika aku punya pacar atau tidak itu bukan urusan mu dan yang terakhir sayang, aku lebih menyukai laki-laki yang tua-- lebih berpengalaman. Dan kau adalah dua puluh lima atau dua puluh enam? " tanyaku sambil menatap nya. " Dua puluh lima, kau tidak jauh lebih tua dariku, yah, kau tidak melihatnya " dia tertawa. " Plus sayang, aku di masa jayaku, aku bisa melakukannya untuk mu lebih baik daripada pria yang lebih tua manapun " dia menambah kan dengan percaya diri. " Dua puluh delapan, sayang. Seperti yang ku katakan, kau tidak bisa menanganiku, kau mungkin harus menyerah sebelum kau membuang waktumu. Kau tidak akan pernah mendapatkan semua ini " aku menyeringai menepuk pipinya sebelum menunduk di bawah lengan nya, berjalan kembali ke dalam. Namun dia punya ide lain. Dia meraihku, membalikkan tubuhku dan menarikku dengan keras ke dadanya yang sangat seksi dan keras. " Aku tidak akan begitu yakin dengan itu sayang. Yang harus aku lakukan hanyalah menciummu, dan lututmu akan lemah, memohon padaku untuk lebih " dia menggeram padaku, wajahnya beringsut lebih dekat ke wajahku. Aku tidak akan berbohong, ada bagian dari diriku yang ingin mencari tahu apakah itu masalahnya. Aku tidak memiliki keintiman dalam beberapa saat, tawarannya sangat menarik bagiku sekarang. Aku memutuskan sedikit kesenangan tidak akan membahayakan kan, satu ciuman tidak masalah kan? " Kau ingin membuktikannya? " aku menatapnya, menggigit bibirku. " Untuk pertama kalinya aku menciummu, kamu akan memohon lebih. Aku akan menjadi candu baru untukmu" Dia berkata percaya diri. Aku tidak tahu apakah dia sombong atau percaya diri, tapi itu agak seksi. Apa yang terjadi dengan aku yang tidak mendekatinya?. " Jika anda bersikeras " aku tertawa. Tidak ada kata lain yang sempat diucapkan sebelum bibirnya menempel di bibirku. Mmm, pria itu bisa berciuman. Aku melingkarkan tanganku erat-erat di lehernya, membalas ciumannya dengan kasar. Aku menarik bibir nya dengan kasar di antara gigiku, membuatnya menggeram di bibirku. Aku membalikkan tubuhnya, mendorongnya ke dinding, menekan tubuhku dengan tubuhnya. Aku lebih suka menjadi orang yang memegang kendali. Tangannya yang besar dan kasar mendarat di bokongku, meraihnya dengan kasar, menarikku lebih erat ke arahnya. Aku bisa merasakan hasratnya padaku dari caranya menciumku. Aku merasakan juniornya tumbuh di celana jeansnya saat kami berpose untuk bercumbu. Itu sangat panas! aku mendapati diriku ingin menyeretnya ke kamar mandi dan pergi bersamanya. Seperti yang aku katakan, sudah lama. Aku memutuskan untuk pergi ke jalan lain tentang hal itu. Aku menarik diri darinya. Dia berdiri disana, menatapku tampak bersemangat. Kupikir ciumannya akan membuatku lemah, bukan sebaliknya?. " Hmm, tidak apa-apa, kurasa. Sampai jumpa " aku mengedipkan mata, berbalik dan berjalan menjauh darinya, kembali masuk untuk kembali bekerja. Aku melompat ke belakang bar, melayani pelanggan. Dia masuk kembali, menatapku. Aku menyeringai, mengedipkan mata padanya, membuatnya melakukan hal yang sama sebelum dia kembali ke teman-temannya. Dia akan kembali lagi, seperti biasanya. Apa yang bisa aku katakan bahwa memiliki cara unik yang membuat pria kembali lagi? Aku melakukan nya dengan tidak sengaja, itu terjadi begitu saja. Aku melihat dia dan teman-temannya bersiap-siap untuk pergi, tetapi sebelum ia melakukannya, dia datang ke bar, memberi isyarat padaku untuk mendekati nya. Aku berjalan ke arah nya. " Kita belum selesai, sayang. Sampai jumpa lagi " dia mengedipkan mata sebelum pergi. Aku menyeringai pada diriku sendiri. Aku tidak keberatan melakukan lebih dari dia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD