Langkahnya kakinya tampak tak memiliki semangat ketika menapaki karpet permadani lorong hotel yang menghubungkan menuju kamarnya. Dia pikir, setelah lelah berolah raga dan renang, pikirannya akan merasa lelah dan tidak lagi memikirkan sang suami yang sampai sekarang masih tanpa kabar. Dia membuka pintu, dan langsung membuka lemarinya untuk mengambil pakaian bersih untuknya membilas badan. Dia berdiri sejenak, menatap ke arah barisan hanger baju miliknya dan sang suami yang dia susun berdekatan. Meski Owen bukanlah pria yang dia cintai, tapi sepertinya Jihan berusaha dengan keras untuk tidak memperlihatkan tentang perasaan yang sebenarnya. Dia menyuguhkan semua pemandangan manis layaknya suami-istri normal lainnya. Tapi, tetap saja, usahanya tak di lihat. Tatapannya seperti kosong pada b

