Bab 62 – Luka yang Tak Bernama

1250 Words

Sudah hampir sebulan rumah itu tenggelam dalam sunyi yang aneh. Bukan sunyi yang damai melainkan sepi yang menggigit dari dalam, membuat siapa pun di dalamnya merasa seperti sedang berjalan di atas pecahan kaca. Raka dan Shinta masih tinggal di bawah atap yang sama, tapi tak lagi benar-benar hidup bersama. Pagi hari, aroma kopi yang dulu menjadi penanda kebersamaan kini hanya memenuhi ruang tanpa arti. Shinta duduk di meja makan, menatap secangkir kopi yang uapnya menipis pelan. Ia tidak meminumnya. Tangannya hanya membolak-balik sendok kecil tanpa arah, seolah sedang menunggu sesuatu yang tak kunjung datang ucapan selamat pagi, tatapan hangat, atau sekadar sapaan ringan. Tapi tidak ada. Raka lewat begitu saja, mengambil jaket di kursi, menatap jam di pergelangan tangan, lalu berjalan ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD