Bab 59 - Dalam Diam yang Mulai Retak

1007 Words

Pagi itu terasa lebih dingin dari biasanya. Kabut masih menggantung di luar jendela, menutupi sebagian halaman rumah yang mulai jarang disentuh kehangatan. Di meja makan, dua cangkir kopi terhidang. Satu masih mengepul, satu lagi sudah mulai mendingin. Raka duduk di kursinya, menatap gelas bening itu lama. Ia tahu, Shinta yang menuangkannya. Selalu begitu, bahkan setelah semua pertengkaran dan malam-malam yang tak lagi diisi percakapan. Ia menatap jejak uap yang menari di udara, seolah mencari alasan kenapa hatinya masih juga tergerak oleh hal kecil seperti itu. Shinta keluar dari dapur membawa piring roti. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya menyimpan sesuatum antara letih dan tidak tahu lagi bagaimana harus bersikap. “Rotinya gosong sedikit,” ucapnya pelan, tanpa menatap Raka. “Gak a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD