“Apa maksudmu?” tanya Valenia tajam, menatap Amelia penuh curiga. Tiba-tiba wajah Amelia berubah sedih. “Kak Valen… apakah harus sampai aku mati di hadapanmu baru kakak puas?” suara Amelia terdengar histeris, membuat Valenia makin bingung. Entah sandiwara apa lagi yang tengah dimainkan adik tirinya itu. “Apa maksudmu? Jangan berbelit-belit! Katakan saja langsung!” bentak Valenia dengan wajah memerah karena emosinya memuncak. “Kakak sengaja, kan? Kecelakaan itu bukan kebetulan. Kakak pasti sudah meminta orang untuk mengaturnya! Kakak ingin aku berakhir, ingin karierku hancur. Kakak tega sekali!” tuduh Amelia. Ucapan itu membuat Valenia seketika tersadar, Amelia benar-benar sedang menjebaknya, dan dia sudah masuk ke dalam jebakan itu kali ini. Sebastian menatap Valenia dengan sorot mat

