Langsung Gas

1330 Words

Ponsel Zio berdering di atas meja. Terlihat siapa yang menelpon, Zio tersenyum. “Razka.” gumamnya pelan. “Semoga aku dapat kabar baik,” ucapnya sebelum menekan tombol hijau. “Halo?” sapanya dengan nada santai tapi penuh harap. Dari seberang, terdengar suara Razka. “Halo, Zio. Kamu bisa ke rumah Kakak sepupuku nanti. Aku sudah tanyakan pada Om, ternyata Kak Gia belum ada kekasih.” Zio langsung tersenyum lebar. Suaranya terdengar penuh semangat, “Oke, kamu antar aku besok.” Razka langsung terdiam sejenak, lalu berseru kaget, “Hah? Besok?!” Zio tertawa kecil, nadanya mantap. “Kenapa? Niat baik bukannya jangan ditunda-tunda.” Razka menghela napas panjang dari ujung telepon. “Masalahnya, Kakak sepupuku itu kerja, Zio. Besok dia pasti sibuk.” Zio berpikir sejenak, lalu memutuskan tanpa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD