Epilog (1)

1352 Words

"Big brother, aku lelah..." "Grace!" Gio terbangun dengan napas terengah-engah. Keringat membasahi kening dan bajunya. Setelah melakukan beberapa kali respirasi, setelah mengamati sekitar, dia akhirnya tenang. Ini bukan lagi hari dia memeluk jenazah Grace. Menoleh ke kanan, tampak jam weker di nakas menunjukkan pukul tujuh pagi. Gio bangkit dari kasur, menyibak gorden. Di balik jendela perancis yang besar terpampang pemandangan kota dengan matahari yang perlahan naik. Tok tok "Bos? Sudah bangun?" Suara Ken di luar pintu kamar mengusik ketenangan pagi Gio. Tanpa undangan, playboy itu masuk ke kamarnya. "Bos, aku membawakanmu sarapan." Gio mengabaikan Ken, pergi ke lemari, mengambil setelan pakaian formal, lalu masuk ke kamar mandi. Ken menghela napas, tampak murung. Dia meletakka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD