Hilma mencoba melawan dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya. Meski ia sendiri menyadari, tenaga Daniel jauh lebih berat dari yang ia punya. Di sela Isak tangis yang tak terdengar itu, Hilma meraung dengan keras ketika Daniel memaksa merenggut keperawanannya, ia merutuki semua kesialan bahkan kekurangan bisu yang hadir pada dirinya. Ditambah, takdir seolah suka mempermainkan dirinya yang terus-terusan merasa sial. Dimulai dari orang tua kandung yang sampai sekarang tak diketahuinya, ditambah keluarga angkatnya yang memperlakukannya seperti binatang. Ia dimanfaatkan disela kekurangannya itu. Tak hanya Daniel, sang Bapak angkat ternyata lebih dulu bernafsu hendak mencicipi dirinya. Namun, akankah berhasil?