Kembali

340 Words
Tidak ada yang pelik, yang indah adalah jubah munafik. Tidak pernah ada hal yang unik, jika sengaja untuk berpenampilan menarik. Tidak ada yang baku, hanya saja cara pahammu itu yang kaku. Tidak ada yang menunggu, kita hanya sering dan saling mengganggu. Masing-masing kucing sibuk menaiki guling, dan aku membuangnya ke lantai. Bulunya itu menjengkelkan, tertinggal dan lengket di bibir saat bangun dari nyenyakku. Mungkin dirimu memeluk mesra mereka... apa iya? Aku tidak pernah menganggap mereka adalah masalah, aku hanya tidak siap marah padamu. Mengulang pengakuan, perjanjian, hanya klise tentang ketakutan akan kepergian pujaan. Kian hari di uji, obrolan apa yang pantas kumulai? Tentu jelas sudah pernah kamu mendengar kata dari Sayyidina Ali R.A "Jangan menjelaskan tentang dirimu pada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu." Membuang serak, di tong sampah rumahmu. Lumayan banyak dan sampahku seperti berteriak, "Tolong buang aku ditempat yang tidak mengganggu." Maka teriakan terdengar, kamu biarkan para petugas kebersihan mengangkutnya ramai-ramai. Aku khawatir, itu saja. Mari sama-sama memisah hawa dan satire dalam benak keseharian. Hawa adalah induk tertua dari segala manusia dan satire, hanya istilah yang berfungsi untuk menyentil arogansi dan kelemahan dari seseorang. Pernah kah kamu berfikir? didikan hawa itu malah menyatukan satire dengan dirinya? Akan disimpulkan dengan sederhana: Adakah didikan hawa pada Habil dan Qabil? Jawabku: Ada. pendidikan itu bukan lembar, tidak digambar, melainkan disadari oleh nalar dan hati yang besar. Ada Dia Yang Maha Besar- Allahuakbar. Sebuah asumsi tidak selamanya mampu meniduri akal dan hati yang lain. Ada penghalang jika dirimu melelang pakaian bekasmu untuk orang yang tak mampu. Begitulah maksudku, saat kaum hawa menjadikan satire bahan pokok obrolan, maka hari-hari akan dipenuhi dengan peran yang palsu atau, tokoh misterius dalam hidupnya sendiri. Sementara fungsi Sentilan/Satire, adalah untuk mengungkapkan kebenaran dalam kebohongan. Dayang-dayang mu tidak hanya menjadi pendengar, tetapi menjadi pembelajar yang kurang ajar. Kurang bahan ajar, dan hanya bisa fokus pada tebar dan tenar. Orang-orang mulai berkelakar dan yang lainnya menyikapi dengan kasar, karena mereka kekar. Untukmu, abaikan semua tanpa harus keluar, tetapi fahami tentang dunia luar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD