Berhak

460 Words
Formalitas telah membuat batas pada wanita-wanita cerdas. Sekali bicara efeknya sangat luas, maka banyak impian-impian yang terbengkalai, disebabkan aspirasinya dipangkas oleh mereka yang cepat puas. Kendala itu ada didalam dugaan sementara. Tugas wanita, adalah menganalisa diri sendiri sebelum terjun ke realita. Saat menemukan keganjalan, sesungguhnya fikiran perlu ditenangkan. Hari-hari yang penat tidak akan jadi berat kalau pribadi menjaga seratnya. Memberitakan penolakan terhadap keputusan, dibatasi oleh koridor. Koridor itu adalah kebijakan yang bersebrangan dengan hak etis dan eksis wanita. Ditandai dengan adanya kebanggaan tentang kesuksesan dan kebangkitan moral. Studi tadi hasil dari riset, sedang kebanyakan sekarang riset itu sudah kuno dan malah menjadi hal yang di bakukan untuk menjadi standart pemikiran. Akibatnya, mempermalukan diri sendiri menjadi pakaian ganti yang dibawa kesana kemari, alias tidak percaya diri. Pandangan masyarakat, sangat menakuti kata "lewat batas" dan "bebas". Padahal untuk menjadi cerdas dia harus diluar pembatas, dan untuk menjadi tegas, dia harus dibebaskan dari praktek "penolakan". "Wanita bukan untuk dilepas di luar pembatas. Melainkan diberi kesempatan memahami dunia luar beserta hingar bingarnya. Dan ketegasan itu tidak dibuat, tetapi muncul akibat refleksi kemesraan sosial." Saat psikologi hadir untuk memahami bahasa tubuh seseorang, kimia menjelaskan proses penyatuan zat dan kegenitan senyawa. Dan sebagian menjadi kuman yang harus dicegah dengan pola hidup yang sehat. Wanita berhak memilih dan menjadi bagian terpilih dari apa yang direncanakannnya. Telah lama sudah impian terkubur begitu dalam dikarenakan peliknya pandangan di bumi persada ini. Sebagai manusia Lentera, wanita menjadi penerang ditempat yang remang. Ada banyak tempat yang akan diterangi dengan keperdulian, kesadaran, dan kesederhanaan. Maraknya penetrasi tentang ketidaksanggupan perempuan mengelola sesuatu, maka muncul juga penggerak yang leluasa menebarkan keteguhan hati. Dapat Anda saksikan, sosok-sosok beradab nan mujarab, bisa meneliti sebab-sebab budaya khusus perempuan itu mampu meluap. Bukan masalah meniru dan menjadi tokoh, tetapi siap dibentuk menjadi kokoh yang terhindar dari hal-hal yang ceroboh. Tidak ada pembagian tipe berdasarkan kebiasaan, itu hanya tudingan belaka bahwa kesuksesan perempuan ditentukan oleh ciri-cirinya. Saat ciri-ciri sukses adalah nilai dan penampilan yang lihai, tidak lebih hanya menjadi benda mati. Sukses itu bisa ditandai dengan menjadi murni dan siap mengevaluasi diri. Terpampang begitu jelas, kualitas tersisihkan dan kuantitas menjadi rujukan yang memajukan. Adanya implikasi kualitas adalah keahlian yang sudah matang, sedang yang dinamakan kualitas itu adalah "potensi". Khalayak beranggapan kualitas adalah matang, karena mendapati pendidikan bakat dan minat yang seimbang. Sedang yang mendapati pendidikan tidak merata, hanya mendapatkan salah satu diantara bakat atau minat. Ada yang berminat, tetapi belum menemukan bakat. Sebaliknya, Hadir juga yang berbakat namun tidak ada minat yang biasanya dikarenakan terkendala ekonominya. Sosok Lentera, akan hidup sederhana dan menyesuaikan antara harapan pribadi dan perubahan yang didengungkan. Buktikan kesanggupanmu dengan usaha, gumpal hasilnya dalam doa, dan berikan apresiasi atas apa yang sudah dijajaki. Maka dirimu sudah menjadi lebih dari cukup, dan cukup dari hal-hal yang berlebihan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD