bc

Terpaksa Menikahi CEO Kejam

book_age18+
302
FOLLOW
2.7K
READ
revenge
HE
arrogant
badboy
stepfather
tragedy
bxg
like
intro-logo
Blurb

Sebuah kecelakaan hebat mengubah hidup seorang gadis bernama Kyara Cinta. Karena kecelakaan itu, sahabatnya meninggal setelah menyelamatkannya. Dan karena kecelakaan itu pula, suami dari Indah (Sahabatnya) itu membencinya. Samudra bahkan melakukan segala cara agar dapat membalaskan dendamnya termasuk menikahinya.

Dan karena sebuah hutang Kyara terpaksa menerima pernikahan itu, termasuk menerima segala perbuatan jahat Samudra demi mempertahankan keamanan keluarganya.

“Kau harus menikah denganku sebagai jaminannya! Bukan sebagai istri, melainkan budak hina dari seorang Samudra Bagaskara,” tutur Samudra mata tajam menyala.

Tidak ada pilihan lain, demi keselamatan ayah Kyara menerima cek itu dan pergi dari sana. Namun siapa sangka, pria tampan berusia 37 Tahun itu malah terjebak dengan rencananya sendiri. Rasa benci menjadi cinta, rasa selalu ingin menyengsarakan malah jadi tidak ingin kehilangan.

Arrrrrgghh fuck! Ini tidak benar, rasa benci dan cinta ini membuat Samudra gila!

Akankah Samudra melabuhkan cintanya pada Kyara dan melupakan dendamnya pada gadis itu? atau malah sebaliknya? Ikuti terus kisahnya….

chap-preview
Free preview
Bab 1. Awal Sebuah Dendam
“Mas?” Seorang wanita bernama Indah terdengar memanggil suaminya yang sebentar lagi menyelesaikan sarapan. “Iya. Ada apa, Sayang?” “Siang ini aku izin pergi ke perpustakaan ya, Mas. Aku mau beli buku bareng Kyara.” “Kyara?” Dahi Samudra Bagaskara — seorang CEO di sebuah perusahaan ternama itu tampak mengerutkan keningnya saat mengingat sosok wanita yang dibicarakan istrinya. “Gadis cupu itu?” “Mas! Dia sahabatku!” protes Indah tak terima, Kyra memang tidak pandai merias diri. Namun, sebenarnya wanita itu cantik. “Hm, baiklah-baiklah, maafkan aku,” ucap Samudra seraya mengacak gemas pucuk rambut istrinya. “Aku ijinkan kamu pergi. Kamu boleh beli buku apa pun yang kamu mau, bahkan kamu boleh beli tokonya sekalian!” Mendengar itu, Indah sampai membulatkan mata. Lagi-lagi, ia merasa tak enak pada Arya dan istrinya yang juga berada di satu meja makan dengan mereka. Indah sangat tidak ingin dianggap sebagai istri yang mata duitan, apalagi dengan status mereka yang sangat jauh. Ya, Indah hanyalah gadis desa sederhana, sedangkan Samudra pengusaha yang bergelimang harta. “Uangku terlalu menumpuk," lanjut Samudra dengan santainya. Sebenarnya Samudra sangat kesal karena Indah begitu hemat dan tidak suka berbelanja, padahal dia ingin jika Indah bersenang-senang dan menghabiskan uangnya. Indah tak menjawab, hanya menggelengkan kepala kemudian melanjutkan sarapan. Sedangkan Samudra kembali dibuat tersenyum gemas dengan tingkah istrinya. “Bagaimana dengan perusahaan kita, Sam?” Suara Arya baru terdengar. Sejenak, keadaan menjadi sedikit mencekam. Namun, berbeda dengan Samudra yang menganggapnya biasa saja. “Baik-baik saja, Paman. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya,” jawab Samudra singkat. Terlihat sedikit malas menanggapi pertanyaan yang terdengar hanya basa-basi. Setelah menyelesaikan sarapan, Indah mengantar suaminya ke halaman rumah, memastikan Oma Samudra yang bernama Lita selesai berjemur, kemudian kembali ke kamar untuk bersiap. *** “Kyara!” panggil Indah saat sosok sahabatnya itu sudah ada di depan matanya. Saat ini, ia sudah berada di depan coffe shop. Tempat di mana mereka janjian. Tak lama kemudian gadis berkacamata itu pun berbalik, lalu tersenyum padanya. “Hai, Indah!" jawab Kyara saat mereka sudah berhadapan. membenarkan kacamatanya kaku membuat Indah tersenyum lucu. “Hai, Kya. Aku kangen banget deh sama kamu,” ucap Indah seraya memeluknya. “Aku juga." "Ayo kita masuk ke sana! Biar lebih enak ngobrolnya," ajak Indah seraya menunjuk coffee shop. Setelah masuk dan memilih tempat paling nyaman, datang seorang pelayan menghampiri meja di mana mereka berada. Tanpa menunggu lama, Indah pun langsung memesan makanan, lalu setelah itu, ia kembali fokus kepada sahabatnya. “Bagaimana kabarmu, Kya?” tanya Indah sambil menepuk punggung tangan sahabatnya yang sudah lama tak dijumpai. Kyara adalah sosok wanita yang sangat tertutup, ia tidak pernah berteman dengan siapa pun selain dirinya, apalagi berhubungan dengan seorang pria, itu tidak mungkin. Namun, satu yang Indah kagumi dari Kyara, gadis itu sangat pintar. Ya, sejak duduk di bangku SD Kyara dikenal sangat pintar. Tidak ada yang mampu menyingkirkan Kyara dari urutan pertama. “Aku baik, Ndah. Kamu sendiri gimana? Suamimu?” “Alhamdulillah aku baik, suamiku juga baik kok. Dia bahkan tumbuh besar dan dewasa!” jawab Indah seraya tertawa renyah. "Berarti susunya cocok, ya." Ledekan Kyara semakin membuat Indah tertawa lepas. “Oh ya, kamu jadi mau antar aku cari novel itu, kan? Sekalian kita beli novel yang kamu cari juga." “Tenang aku yang traktir. Aku diminta suamiku untuk menghabiskan uangnya," lanjutnya masih dengan tertawa renyah. Kyara nampak tersenyum melihat sahabatnya bahagia, kemudian mengangguk kecil membuat Indah kegirangan. "Yeay!" Tidak lama kemudian pesanan mereka pun datang. Sambil menikmati ice coffee dan sepotong kue, keduanya berbagi cerita. Indah lebih dominan karena ia memiliki cerita tentang suaminya yang romantis. Sedangkan Kyara hanya bercerita tentang kesibukannya sehari-hari. Selesai meminum coffee diiringi dengan obrolan ringan, Indah dan Kyara pun mulai pergi meninggalkan coffee shop menuju perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan, mereka memilih berjalan terpisah agar bisa mencari buku yang mereka inginkan. “Kya, aku nggak bisa nemuin novel yang aku cari!” Indah menggerutu ketika ia sudah lelah mencari, tetapi tak kunjung menemukannya. Sedangkan Kyara, gadis itu sudah memeluk buku yang dicarinya. “Novel romance by Tere Liye?” tanya Kyara menebak. Dia pernah melihat Indah membaca buku itu dulu. “Lho, kok kamu tau? Kamu masih ingat ternyata?” tanya Indah dengan wajah berbinar. Ia tidak menyangka ternyata sahabat lamanya itu masih mengingat hal-hal yang disukainya, termasuk buku novel karya penulis kesukaannya. “Sebentar, ya!” “Oke!” Kyara mulai berjalan menyusuri lorong rak buku, meninggalkan Indah yang terus saja memperhatikan langkahnya. Tak lama kemudian, Kyara kembali sambil membawa buku yang sahabatnya cari. “Ya ampun, Kyara. Kamu memang pintar, makasih, ya!” ucap Indah seraya menerima buku yang di sodorkan sahabatnya dengan senyuman yang mengembang sempurna. “Aku nggak sengaja liat tadi, ada di sebelah sana. Oh ya, ada lagi nggak novel yang mau kamu cari?” tanya Kyara memastikan. Indah menggeleng, kemudian menarik lengan Kyara menuju kasir. Selesai melakukan pembayaran, Indah mengajak Kyara makan es krim yang terdapat di samping trotoar. Tidak jauh dari perpustakaan. Es krim itu memang es krim kesukaan mereka dulu. "Kya, kamu langsung membacanya?” Indah geleng-geleng kepala melihat sahabatnya itu langsung membaca buku yang mereka beli. "Iya, Ndah. Aku udah lama banget pengen novel ini dan akhirnya kesampean juga," jawab Kyara dengan mata yang masih fokus ke buku. Indah hanya tersenyum tipis kemudian membiarkan sahabatnya itu terus membaca. Namun, tak lama kemudian suara klakson mobil terdengar begitu nyaring. Indah menoleh ke belakang, melempar buku miliknya, kemudian mendorong Kyara hingga ke tepi jalan. “Kyara, awas!” teriaknya. Derit suara rem dan ban mobil yang menggerus aspal jalanan, disusul suara benturan hebat terdengar begitu keras. Indah tertabrak sebuah truk, wanita cantik itu terpelanting jatuh ke aspal dengan luka di bagian kepalanya. “Indah!” Suara Samudra menggema terdengar histeris. Pria yang datang karena ingin memberi kejutan pada istrinya di hari anniversary pernikahan mereka yang pertama, tampak begitu panik saat melihat kondisi Indah yang sudah bersimbah darah tepat di depan sebuah truk besar. “Astaga, Indah!” Sama halnya dengan Samudra, Kyara pun dibuat histeris karena melihat Indah seperti sudah tak bernyawa. “Tolong! Tolong sahabatku!" Kyara terus menjerit histeris, meronta-ronta dengan suara yang semakin lama semakin terdengar parau. Sementara itu, Samudra yang masih syok kini langsung berlari dan membiarkan buket bunga yang dibawanya jatuh ke aspal. Dengan cepat, ia menghampiri tubuh Indah yang kini sudah dikelilingi banyak orang. "Sayang, bangun! Sayang … jangan tinggalkan aku!" Samudra mengambil tubuh Indah dengan kasar dari atas pangkuan Kyara yang tengah terisak meratapi kematian sahabatnya. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu!" Di dalam hati, Samudra bertekad. Menatap Kyara penuh kebencian. Bersambung.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook