bc

Undead

book_age18+
217
FOLLOW
1.1K
READ
adventure
zombie
warrior
tragedy
mystery
genius
expert
supernature earth
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Akibat peperangan nuklir, dunia berubah menjadi tempat yang menyeramkan, dimana para manusia yang terjangkit virus berubah dan bermutasi menjadi sebuah makhluk yang bernama Ozil.

Fath Lubis Aizen, harus di buang dari kota karena dituduh terjangkit virus tersebut. Di tengah perjalanan dia menyadari bahwa darahnya mampu menyembuhkan para Ozil dan tunduk kepadanya. Di temani Rex dan Will seroang Ozil yang sudah berubah menjadi manusia serigala, Lubis bertekad membuat sebuah serum untuk menyembuhkan para korban yang terjangkit dan membalaskan dendamnya kepada para petinggi.

apakah Lubis mampu membuat serum dan membalaskan dendamnya?

"Aku akan membuat dunia baru tanpa seorang petinggi serakah dan tamak, menciptakan dunia tanpa sosok Ozil"

- Fath Lubis Aizen

chap-preview
Free preview
Oz 1
Ozil 1   Dunia hancur karena ulah mereka sendiri, semua yang ada di muka bumi hanyalah seonggok sampah yang tidak berguna lagi. Mereka sudah tidak memiliki harapan untuk hidup berjalan terombang-ambing di tengah pertempuran para penguasa. Nyawa mereka seolah benda yang tak berharga lagi sewaktu-waktu mereka bisa mati dengan mudah karena hal ini.   Peperangan yang terjadi membuat kerusakan yang sangat parah hingga membuat rakyat tak memiliki tempat tinggal karenanya, semua tak tersisa, mereka menderita karena penguasa mereka yang terlalu tamak untuk mendapatkan sebuah kekuasaan.   Ambisi itu membuat mereka berlomba-lomba membuat senjata baru dan membangun kekuatan dari uji coba yang mereka lakukan. Penelitian untuk menciptakan manusia buatan yang benar-benar memiliki kekuatan yang sungguh hebat. Apapun, asal Mampun membuat mereka kuat dan mampu menaklukkan dunia, akan mereka lakukan.   Peperangan tak terhindarkan, semua teknologi dan segala pengetahuan dikerahkan, menciptakan beberapa alat berbahaya dan pasukan yang ganas. Mereka semua siap mengabdi pada tuan mereka.   Hingga hari itu tiba, hari di mana mereka semua harus dihadapkan dengan satu buah masalah baru.   Saat pertempuran belum mencapai titik kemenangan, mereka harus dihadapkan dengan satu kondisi di mana mereka harus menghadapi serangan makhluk aneh yang lahir dari efek peperangan dan serangan nuklir.   Sebuah virus Ercipts tercipta karena udara yang mulai tercemar karena radiasi dan Zak nuklir yang digunakan oleh pihak kerajaan. Dampaknya bukan hanya menciptakan sebuah monster yang mengerikan. Mereka juga kehilangan sumber daya dan alat teknologi yang kini hanya menjadi sampah yang tidak berguna lagi, alat itu benar-benar teronggok bagaikan rongsokan yang berserakan memenuhinya tempat.   Mereka di paksa kembali ke zaman primitif di mana segala kemegahan alat komunikasi sudah tak bisa di gunakan lagi radiasi dan zat nuklir membuat mereka terlepas dari segala alat yang mengerikan itu.   Manusia yang terjangkit virus Ercipts mulai mengalami perubahan sel yang membuat mereka berevolusi menjadi bentuk lain, mutasi genetik yang memaksa tubuh mereka berubah menjadi sebuah monster yang tak memiliki kesadaran, akal mereka tertelan, menyisakan kesadaran yang buas dan tak terkendali.   Mereka berubah menjadi monster dan menulari siapa saja yang tergigit oleh mereka.   Lendir dalam diri mereka bisa menjadi sebuah virus yang mematikan dan merubah manusia menjadi Monster.   Mereka menyebut monster itu sebagai Ozil. Mayat hidup berkeliaran dan melahap siapa saja yang ada di hadapan mereka. Melahirkan monster lainnya yang juga berbahaya.   bukan hanya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan juga mulai berubah menjadi monster yang mengerikan.   Kerajaan berusaha melindungi raja mereka, menciptakan dunia baru dengan tembok dan pengetahuan yang ada, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan sebuah perisai pelindung yang mampu menghalau para Ozil masuk ke tempat mereka. Kota yang dilindungi dengan teknologi yang tersisa. Berharap jika para Ozil tak bisa menyentuh mereka.   Sayangnya, untuk menciptakan perisai itu, harus mengorbankan banyak warga tak bersalah untuk menjadi tumbal dan prajurit yang bertarung melawan para Ozil. Peperangan berhenti sesaat karena mereka disibukkan oleh serangan para Ozil itu.   Namun sayangnya, sebuah ambisi kembali tercipta di balik lahirnya para Ozil, para petinggi mulai menginginkan kekuatan baru. sebuah kekuatan yang bisa menciptakan manusia-manusia yang kebal terhadap virus itu dan memiliki kekuatan seperti para Ozil. Mereka percaya. Jika Ozil saja bisa memiliki kekuatan yang luar biasa seperti itu, maka mereka juga bisa menciptakan kekuatan untuk diri mereka sendiri.   Membayangkan betapa h barnya kekuatan itu membuat sang raja hauh akan ambisi, dia memerintahkan para peneliti untuk melakukan serangkaian penelitian dan membuat serum yang bisa menciptakan manusia-manusia dengan kekuatan seperti itu.   Dari beberapa Ozil yang tertangkap, mereka membuat penelitian itu, mempelajari tiap sel tubuh Ozil dan apa saja yang membuat mereka bisa melakukan evolusi yang hebat seperti itu.   Hingga waktu berlalu, penelitian mulai pada tahap uji coba dan pembuatan beberapa serum baru, serta melakukan penyempurnaan. Untuk melakukan penelitian. Mereka mengembangkan serum yang pernah mereka pakai sebelumnya untuk menciptakan prajurit kuat dan mencampurnya dengan beberapa sel Ozil.   Tentu saja, setiap penelitian pasti harus membutuhkan objek untuk uji coba, dan mereka menggunakan beberapa orang, dari anak-anak sampai orang tua.   Banyak yang gugur karena uji coba itu, obat terlarang dan segala jenis obat keras serta sel Ozil masuk kedalam tubuh para kelinci percobaan sebelum digunakan pada prajurit mereka.   Dari sekian anak dan orang dewasa yang menjadi kelinci percobaan proyek itu. Hanya tersisa tiga orang yang selamat dan mampu menampung puluhan obat baru dari yang gagal dan berhasil sekalipun. Tubuh mereka dipaksa untuk menerima segala jenis obat walau sejatinya mereka sudah tidak mampu.   Miris, mereka mengorbankan segala hal untuk memuaskan ambisi dari raja mereka yang gila akan kekuasaan. Dari sana, semua bermula, kehancuran dunia yang sesungguhnya, dan membuat sebuah peperangan baru tercipta.   "Akh!" Saku teriakan kecil membuat salah satu dari tiga orang yang terkekang oleh tali rantai itu membuka matanya.   Sayup-sayup dia mengumpul kesadaran dirinya. Tubuhnya sudah mati rasa. Bahkan borgol rantai yang ada di tangannya sudah tak terasa lagi, dingin dan sakit sudah tak bisa dia rasakan. Indra perasa dan segala hal dalam dirinya sudah mati.   Bahkan dia kini hanyalah seorang mayat hidup yang dipaksa untuk sadar walau dirinya sudah berkali-kali berada di ambang kematian.   Tubuh lemah, rambut panjang terurai, tubuh kurus dengan tulang tanpa daging, wajah tirus dan hanya menyisakan tulang kepala dan sedikit kulit itu perlahan menoleh, menatap salah satu teman bicara selama dirinya berada di dalam sel ini.   "K-kau, tidak apa-apa?" Suara parau itu mengalun pilu di udara, hingga membuat salah satu rekan yang merintih tadi membuka matanya secara perlahan.   Satu jam berlalu setelah mereka mendapatkan suntikan kesekian kalinya. Tubuh mereka mati rasa. Bahkan sosok yang terpasang di sudut kiri itu sudah tak bernapas lagi, entah ini akan menjadi akhir baginya, atau dia hanya memejamkan matanya dan mencoba untuk mati dengan tentang.   Sosok anak kecil yang tak berdaya itu perlahan mendongak, menatap anak remaja yang menatapnya dengan mata sayu.   Perlahan anak kecil itu menggeleng pelan. "Aku tidak apa-apa...." Suaranya parau, sangat kacau dan terdengar serak bahkan berantakan. Suara yang sudah tak berbentuk lagi, hanya membuat sebuah getaran persekian saja untuk menimbulkan suara terdengar jelas.   Remaja itu tersenyum kecil. "Bertahanlah...."   "Te ... Tentu...." Lalu perlahan-lahan anak kecil itu mulai memejamkan matanya, dia ingin istirahat dan mendapatkan tenaganya kembali.   "Kau masih mengingatnya?" Tanya anak remaja itu dengan suara sangatlah pelan.   "Tentu, aku sudah menghapal setiap detik waktu berlalu, teknik yang kau berikan itu, sudah tertanam jelas di kepalaku."   Si remaja tersenyum tipis, dia bisa melihat celah bagus sebentar lagi. "Kita akan mulai rencana kita nanti malam."   "Kau yakin, apa ini tidak terlalu cepat?"   Remaja itu menghela napas pelan. Lalu menundukkan wajahnya, menatap bulir darah mengering di seluruh tubuhnya. Dia tidak yakin, apakah ini akan berhasil atau tidak, tapi tidak ada jalan lain untuk keluar dari tempat ini, hidup atau mati, jika mereka masih di tempat ini, maka siksaan itu akan selalu mereka terima.   Entah besok, lusa atau hari berikutnya, bisa saja mereka akan menyusul satu rekan yang saat ini sudah tak memiliki hawa kehidupan di sebelahnya.   "Jika kau sudah menguasainya, maka tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, kita akan segera memulainya nanti malam."   Anak itu menatap sayu kearah si remaja, ini adalah rencana gila yang akan mereka lakukan sebentar lagi, jika rencana mereka diketahui prajurit kerajaan, maka mereka akan benar-benar tamat saat itu juga.   Hanya saja, lebih baik mati seperti itu dari pada harus tersiksa puluhan ribu kali, ingin mati saja seolah tidak diizinkan.   Waktu berlalu, entah sekarang sudah siang ataupun malam, mereka yang ada di dalam tahanan laboratorium sama sekali tidak pernah tahu waktu, yang mereka tahu hanyalah saat-saat di mana mereka akan mendapat suntikan obat penelitian mereka dan melihat reaksi pada tubuh mereka berdua.   Langkan suara sepatu yang menggema di sepanjang lorong terdengar sangat nyaring. Langkah itu semakin mendekat hingga tak lama setelahnya sosok pria sudah berdiri di depan sel. Pria itu adalah petugas yang tengah menjaga dan membantu menyiapkan kelinci percobaan seperti dua orang yang tengah terikat di dalam sel.   "Huh...." Alisnya mengernyit seketika saat melihat kondisi dua anak yang saat ini terbaring di sana. "Apakah mereka sudah mati?" Ucapnya pelan, lalu setelahnya dia mengambil tongkat pemukul di saku sebelah kirinya.   "Tang!" Satu pukulan keras di jeruji besi itu menimbulkan suara yang nyaring. Hanya saja suara itu tak membuat tiga orang di dalam sel bergerak. Mereka masih tergeletak lemas tak berdaya, hanya satu orang di sudut kanan yang terlihat sudah kaku.   "Benar-benar sudah mati." Ujar pria itu menyimpang tongkat dan meraih kunci sel. "Ck, merepotkan saja. Kenapa harus mati sekarang!" Dia berdecih pelan sembari membuka pintu sel.   Setelah terbuka, dia melangkah masuk, melihat setiap orang yang sudah tak bernapas di sana.   "Sialan!" Maki si pria penjaga saat ada aroma busuk menguar dari tubuh mereka berempat. Dia melangkah mundur, meraih alat komunikasi di saku celananya dan mulai menghubungi penjaga yang lain.   "Kelinci percobaan sudah mati. Laporan pada pemimpin." Ujarnya pelan, dia menyimpan alat komunikasi lalu menatap tiga orang yang ada di sana   "Heh!" Dia mendengkus pelan dengan kekehan pelan. "Anak yang malang, padahal jika kau mati sejak awal, siksaan ini tidak akan pernah terjadi pada kalian." Ujarnya pelan lalu melangkah keluar dari sel lebih baik menunggu di luar tahanan dari pada harus menghirup aroma busuk seperti mereka.   "Aku penasaran, orang seperti apa yang akan menjadi pengganti mereka." Pria itu mengeluarkan satu bungkus rokok, menyalakannya dan menyesap asap itu dalam-dalam. Dia menoleh, melirik ke dua anak yang sudah mati di sana. Dia anak yang sudah hampir satu tahun lebih menjadi kelinci percobaan di tempat ini, dari mereka lah semua obat terlarang berhasil diciptakan. Menciptakan beberapa pasukan yang kuat dan juga kebal terhadap virus Ozil.   Tapi hari ini, mungkin adalah hari terakhir mereka bisa bertahan, obat dan segala serum itu jelas sudah menggerogoti tubuh mereka. Terlihat bagaimana kurusnya tubuh tanpa tenaga itu. Melihatnya saja sudah kasihan, tapi apa mau dikata, mungkin itu sudah menjadi takdir mereka.   "Apa semua kelinci percobaan mati?" Sebuah langkah kaki disertai pertanyaan itu membuat penjaga tadi mendingan. Menatap seorang yang langsung membuatnya membungkuk.   "Siap, dan maaf, kapten, mereka semua sudah mati."   Sang kapten berdiri tepat di hadapan penjaga, di menoleh menatap tiga orang yang sudah tak bernapas di sana lalu menghela napas pelan. "Lepaskan mereka dan segera buang, kau dan aku saja."   "Ta-tapi, kapten?"   "Jangan banyak bertanya ini perintah!"   "Baik, kapten!"   Lagi-lagi sang kapten menghela napas pelan, pekerjaan seperti ini selalu saja menjadi tugasnya, membuang kelinci percobaan dengan aman dan bersih, tanpa menimbulkan kecurigaan dari para warga mereka.   Benar-benar merepotkan, mereka membuat sebuah makhluk baru dari mengorbankan para warga yang tidak mengetahui masalah ini. Mer ia hanya berpikir jika mereka yang terpilih adalah warga yang akan mendapatkan hidup yang layak, serta sokongan pangan yang cukup. tanpa mereka sadari, mereka hanya ditipu untuk menjadi tahanan saja.   Sang penjaga mulai menurunkan mereka semua. Satu orang dewasa di sebelah kanan sudah menjadi mayat kaku. Sedangkan dua anak di sebelahnya masih terlihat lemas, walau tubuhnya sudah terlampau dingin. Hal itu sudah membuktikan jika mereka semua sudah mati.   Setelahnya sang penjaga berlari keluar, mengambil sebuah kotak untuk menjadi tempat mengangkut mayat mereka bertiga. Setelah memasukan kedalam kotak, sang penjaga yang dibantu oleh kapten mulai membawa mereka melalui lorong belakang yang menghubungkan mereka ke gerbang tempat pembuangan. Di mana para Ozil yang menjadi bahan uji coba dibiarkan berkeliaran.   Setelah mereka sampai di benteng pagar belakang rumah, mereka meletakkan kotak itu di atas lantai, lalu sang penjaga mulai mengeluarkan kotak dari sana.   "Apa mereka akan dibuang begitu saja?"   "Tentu saja, biarkan mereka menjadi makan para Ozil itu."   Sang penjaga terdiam, keringat dingin mulai keluar dari keningnya, dia melihat beberapa Ozil ganas yang berusaha masuk dari perisai pelindung di hadapan mereka. Terlihat menyeramkan dan ganas. Mereka langsung berteriak nyalang saat melihat kedatangan mereka.   "Kau takut?" Tanya sang kapten sembari melirik sang penjaga tadi.   "Te-tentu saja, kapten."   "Apa kau baru melihat ini?"   "I-iya."   "Pantas." Sang kapten mendengkus pelan. "Kau cukup tahu saja, tidak perlu mengumbar apa yang sudah kau lihat saat ini jika kau ingin selamat."   "Siap, kapten!"   Karena jika dia membocorkan apa yang sudah dia lihat, maka jangan harap nyawa dan hidupnya akan terjamin seperti sedia kala lagi, dia pasti akan benar-benar menderita karenanya.   Hal itu sudah sangat wajar untuk dia yang harus dipaksa tunduk oleh peraturan kerajaan.   "Sekarang buang semua mayat itu."   "Baik, kapten." Sang penjaga mulai bekerja, melempar tiga mayat yang sudah tak bernyawa itu keluar dari perisai pelindung. Pertama pria dewasa yang sudah terbujur kaku, lalu setelahnya anak remaja dan anak-anak yang sudah tergeletak di sana.   "Bersihkan dirimu dan segera pulang, kau akan mendapat bonus setelah pekerjaan ini."   Sang kapten berlalu, meninggalkan sang penjaga yang masih terdiam di tempatnya.   Lalu perlahan dia menoleh, menatap bangunan megah kerajaan yang ada di belakang punggungnya. Kerajaan selalu saja mengerikan untuk dirinya yang hanya prajurit biasa.   -----   Setelah kepergian mereka. Para Ozil mulai mendatangi tiga mayat tadi, hanya saja tanpa mereka semua sadari, mereka tidak sepenuhnya mati. Hanya satu orang saja, karena dia di antaranya masih hidup, dia adalah si remaja dan anak kecil.   Anak remaja perlahan membuka matanya saat menyadari jika dirinya sudah berada di sebuah tempat yang seharusnya adalah tempat pembuangan. Dia sudah mempelajari dan mendengar semua celoteh para penjaga yang sudah membuang para mayat kelinci percobaan. Dari sana dia menyimpulkan jika dirinya akan dibuang setelah mereka mati.   Setelah sepenuhnya sadar, remaja itu langsung terduduk dan mengambil posisi dari para Ozil yang tengah melahap mayat rekannya tadi.   "Hey, Lubis! Bangunlah!" Ucap remaja tadi memanggil anak-anak yang sudah sekian lama menjadi temannya di dalam sel.   "Kau harus segera bangun jika kau ingin hidup!"   Remaja itu mengguncang tubuh Lubis, yang tengah menggunakan teknik yang diajari olehnya. Teknik yang dia dapat dari gurunya sebelum dirinya tertangkap dan menjadi kelinci percobaan.   Dia menggunakan teknik penghentian napas yang membuat dirinya seolah-olah mati. Teknik yang di gunakan untuk lepas dari sandera prajurit musuh. Dengan teknik ini, dia bisa memanipulasi paru-paru untuk menyimpan oksigen yang cukup dan bisa membuat dirinya menghentikan per datang darah yang membuat tubuhnya terasa dingin.   Hanya saja teknik ini bisa digunakan untuk waktu satu jam saja, lebih dari itu maka sudah dipastikan mereka akan mati.   Sayangnya, Lubis seperti belum terlalu menguasai teknik ini, anak itu terlihat tak berdaya dan terlihat akan benar-benar mati saat itu juga.   "Sialan!" Remaja itu memekik karena tidak melihat pergerakan dari Lubis.   "Bangunlah!" Teriaknya panik, dia segera mengangkat tubuh Lubis, membuat anak itu terdidik dan langsung melakukan totok di setiap titik pembuluh darah dan aliran syaraf yang bisa memacu dirinya untuk sadar dengan paksa.   Dia terlihat cemas, terlebih saat Ozil mulai mendekat kearahnya. Dia mulai panik saat itu juga. "Sialan! Tidak ada waktu lagi!"   Dia benar- benar tidak memiliki waktu lagi. Jika terus berada di tempat ini maka dia akan benar-benar menjadi makanan para Ozil.   Tak ada pilihan lain, Lubis mulai mengambil napasnya, tapi dia tidak kunjung sadar. Remaja itu langsung mengangkat tubuh Lubis, mengangkat dan meletakkan di pundak sebelum dirinya pergi dari sana.   Pergerakannya sangat lambat, dia tidak memiliki banyak tenaga, karena saat di sel dia benar-benar tak mendapatkan makanan yang layak, sebabnya otot tubuhnya benar-benar kaku.   Remaja itu berusaha untuk lari dari sana, untuk bisa menyelamatkan hidupnya dan rekannya. Apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan Lubis.   Hingga tak lama setelahnya dia terjebak, Ozil sudah mengejar mereka membuat dia benar-benar tak bisa berkutik.   Hidupnya benar-benar berakhir saat itu. Terlebih saat Ozil mulai menerkam kearahnya, memberi serangan yang fatal dan membuat tubuhnya ambruk saat itu juga.   Tak ada lagi yang bisa dia selamatkan, dia benar-benar berakhir saat itu juga.                

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook