21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA (SEQUEL OF BELUM BERAKHIR)
"Aku mencintaimu, Deltafa Arman Hamid. Jangan pernah tinggalkan aku lagi. Jika memang aku harus hadir di antara kalian, aku rela hanya menjadi selingkuhanmu saja. Namun satu hal yang aku minta, jangan tinggalkan aku dan anak kita." - Shania Putri Nadila.
Jika pada masa sebelumnya, garis takdir membawa mereka pada jurang perpisahan.
Akankah dikesempatan kali ini keduanya akan kembali di persatukan dalam ikatan cinta?
Mengulang kisah manis yang pernah ada di antara keduanya, atau justru luka dn hal pahit lagi yang akan terulang?
ini adalah kisah SHANI DAN DELTA,
dua kali disatukan
dua kali jika dipisahkan
lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah cinta pertama akan selalu menjadi yang paling membekas?
Akankah semua cinta pertama selalu akan melahirkan kisah yang bahagia pada akhirnya?
Jika pada kenyataannya, cinta pertama itu lah yang akhirnya meninggalkan luka paling membekas di dalam dada?
Inilah adalah kisah tentang kehidupan cinta Fayolla Alandari. Ketika semuanya berawal dari rasa nyaman dan akhirnya menumbuhkan cinta sekaligus luka karena dia yang ia sebut sebagai First Love.
"Kamu adalah cinta pertamaku. Laki - laki pertama yang memberi tahuku arti cinta antara laki - laki dan perempuan, bukan sebagai saudara. Namun mengapa kamu juga menjadi orang pertama yang memberikan aku luka begitu dalam hingga rasanya sulit aku lupakan?"
"Bisakah aku mempercayai dirimu untuk aku titipkan kepingan - kepingan hatiku? Jika pada kenyataannya bukan hanya namaku yang ada di dalam kepala dan juga hatimu, Alfagha Hizran Rianda?"
- Fayolla Alandari
Tuhan memberikan cobaan pada umatnya bukan karena ingin menyiksa
Tuhan memberikan ujian demi ujian pada umatnya,
Karena tahu umatnya dapat melaluinya
Roda akan terus berputar tanpa perlu diminta
Begitupula dengan rotasi kehidupan
Yang membuat seseorang berada di atas
Dan di bawah dalam waktu sekejap.
Maaf jika harus berakhir seperti ini, bukan maksudku untuk menyerah...
Hanya saja aku rasa ini yang paling tepat bagiku dan juga kehidupanku.
(Arsalaan Byantara Rianda)
Bukan tentang berapa lama kita telah bersama
Bukan juga tentang seberapa besar usaha kita untuk bersama
Namun tentang bagaimana usaha agar kita tetap bersama
Di tengah badai yang kian kuat menerjang
Hingga sebuah fakta memaksa kita membuka mata
Bahwa semuanya tak lagi sama
“Tahukah kamu jika hingga sisa nafas terakhirku pun, bahkan setelah seluruh luka dan rasa sakit itu, aku masih berharap Tuhan memang menciptakanmu hanya untuk diriku.”
“Namun itu hanya harapanku, nyatanya kamu memang bukan untukku. Berbahagialah, jika hal itu menjadi kebahagiaanmu.”
“Dan Tuhan pun akhirnya memberikan aku sebuah jawaban tentang bagaimana rasa sakitnya dikhianati.”
Semuanya memang terasa sulit, ketika kisah lama yang belum benar – benar berakhir harus kembali dimulai karena sebuah ketidaksengajaan. Rasa yang tanpa disadari masih tersimpan di lubuk hati terdalam kedua orang insan justru mengorek kembali lama yang sempat mengering walau nyatanya tidak akan pernah hilang. Waktu, membuat semuanya tak lagi sama. Ketika kisah itu benar – benar baru akan di mulai dengan cinta yang indah bermekaran. Cinta itu tak lagi utuh, ketika namaku bukanlah menjadi satu – satunya yang terpatri di dalam hati, seseorang yang masih tersimpan di dalam hati. Namun apalah daya, jika hati tak dapat lagi mengingkari bahwa sebesar rasa luka itu kembali, aku tetap tak ingin mengakhiri.