Ini kisahku. Sebuah kesalahan besar yang teramat ceroboh sudah ku ambil hanya karena patah hati. Sakit? Tentu saja. Tapi inilah takdir. Orang bilang setelah hujan akan ada pelangi. Tapi bagiku justru hujan pun tak mau membasahi tanahku yang telah tandus.Dia, suamiku. Tergoda janda dan menjandakan aku, istrinya.
Aku tahu ini memalukan. Suka pada guruku sendiri. Tapi, aku tak dapat menahan diri saat Pak Heri lewat di depan mata, jantungku langsung dangdutan tak karuan. Banyak yang suka juga sama Pak Heri. Tapi... aku seolah t**i. Tetap saja aku menyukainya.
"Sumpah! ini bukan manusia! ini malaikat!" suara histeris siswi SMA yang baru melihat Pak Heri.
"Aduhai! senyumnya! omaigat! pen ajak b******a sekarang juga!" Atau ini, tatapan memuja dari para guru jomblo baik gadis atau pun kaum jendes.
Aku bisa apa, hatiku juga ikut nyut-nyutan saat melihatnya.
Cuma berani teriak dalam hati, "I Love You, Pak Heri!
***
Aku yakin dia orang yang tepat untuk membalas rasa sakitku!
Mama:
"Silvia, kamu harus ke pesantren!"
"Yang bener aja, Ma? Masa Selena Gomez disuruh nyantri sih?"
Papi :
"Pokoknya Papi gak mau tahu, kamu keluar dari kerjaan model kamu itu! Atau semua fasilitas kamu Papi cabut tanpa sisa!"
Etdah, kasus berat nih!
eh..., tapi gue dapet jackpot kuy! Ketemu Lee Min Ho KW yang bau syurga, hihi..., lumayan!
***
Doa Ziad, seorang ustadz korban santri gendengnya :
Astaghfirullah 100x..., ribuan istighfar juga tidak cukup menyadarkan gadis bengal itu!
lindungi hati hamba dari godaan syetan yang indah itu ya Allah....
"Hoi, Lulu! Ngapain elo ngejar manusia jubahan itu? Ntar dirukyah baru tahu rasa!""Anjir, sialan! Gue bukan setan lah! Gue mau cari yang bau sorga, bosan sama demit mulu!""Jangan main-main! Titisan malaikat tuh! Kualat baru nyaho lho!""Bodo amat, mau gue kejar kemanapun pokoknya."Lulu dengan sengaja mendekati pria berwajah teduh itu."Hai, Pak Ustadz! Nikah yuk?"Pria itu kaget. Bibirnya terlihat mengucap, "Astaghfirullah!"
"Bawa laptop saya di kamar, Alea!"Aku bengong, "Serius, Pak?""Iya!"Di kamar? Tempat keramat yang digunakan untuk memproduksi makhluk pendek gempal bernama Noah."Tapi, Pak. Itu kan kamar pribadi Anda?"Pak Devan malah menyeringai, "Bukankah kamu sudah bersedia jadi asisten saya? Kamu akan sering bolak-balik ke rumah saya terutama bagian kamar."Aku menelan ludah. Seret, cuy! Sebenernya aku jadi asisten atau istri simpanan sih?!
"Ma, ngapain kita ke rumah Pak Indra?"
"Kamu kenal dia?"
"Tentu saja. Dia guru olahragaku yang baru."
"Bagus, dialah orangnya. Kalian akan bertunangan dulu sebelum nanti melakukan pernikahan sebagai wasiat mendiang Eyangmu.."
"Ha? Tapi aku masih sekolah, Ma?!"
"Kalian hanya akan bertunangan dulu. Sifatnya mengikat saja. Setelah kamu lulus, nanti kalian akan menikah. Hanya saja sebelum kamu lulus kuliah, jangan dulu bercampur. Tidak boleh berhubungan intim dulu sebelum kamu selesai kuliah. Namanya kawin gantung."
Anjir, demi apa ini?! Masa aku harus jadi tunangan guru olahraga itu saat lagi seru-serunya ngecengin gebetan sih?!
"Bos, tolong usapin kayu putih ke perut saya!"
"Jangan gila, kamu. Saya pria!"
"Iya tahu. Emangnya siapa yang bilang Anda wanita? Ah atau Anda lebih suka mengelus perut Tomas?"
Aku memancingnya. Konon bos sangarku ini lebih doyan terong ketibang apem. Bener gak sih?
"Terserah apa katamu!"
"Hello, Bos? Jangan marah!"
"Sesil, ngapain kamu pulang malam begini? Lulus kuliah bukannya kerja malah keluyuran, ingat umur!" "Di rumah sumpek, Ma. Lagian kalau mau kaya gampang, Ma. Tinggal nikah dengan kakek tua penyakitan yang banyak warisan, haha.""Bocah gendeng! Ya sudah, besok bersiaplah. Mama kabulkan permintaan kamu."Aku melotot kaget dong, "Ha? Kawin sama aki-aki, Ma?!""Menikah dengan Reza Jatnika.""Apa?! Duda tetangga baru kita?! Ma, yang bener aja, Ma? Masa aku nikah sama modelan jalan tol begitu sih?""Ya bagus, biar hidup kamu jadi lurus."Waduh, mati aku!
"Pak, ini tugas saya!"
"Siapa kamu?"
"Sani, Pak!"
"Sani? Ok. Di absensi memang ada. Tapi sayang, saya baru lihat wajah kamu."
"Ekhm, maaf, Pak. Saya sibuk kemarin-kemarin."
"Bagus! Sekarang saya akan buat kamu makin sibuk."
"Permisi, Pak? Maksudnya?"
"Satu semester mata kuliah saya sejumlah dua SKS yang kamu lewatkan. Maka sebagai gantinya ada tugas tambahan buat kamu jika kamu ingin lulus."
"Apa itu, Pak?
"Datanglah ke rumah saya sekitar jam delapan malam."
"Apa?!"
Mampus aku! Apa aku akan tamat dimakan pria brewok yang satu ini?!
Kau hadir saat serpihan hati ini masih tertinggal di hangatnya mentari pagi. Senjamu yang indah tak mampu taklukkan pagiku yang cerah. Hingga masa itu datang. Saat senjamu mulai memikat, saat itu pula kau pergi untuk selamanya.
Rasa indah yang kau ukir bagai buah simalakama atas dosaku padamu. Kau hilang saat hati ini mulai merindu. Bak hukuman tanpa ujung.
Aku mencintaimu. Kemarin, sekarang dan selamanya.
Cinta Di Batas Akhir
"Kenapa Anda mencium saya seenaknya?!"
"Itu bagian pekerjaanmu sebagai tunangan bayaran saya!"
"Tapi itu hanya status yang akan berakhir 3 tahun lagi!"
"Totalitas itu perlu! Lagi pula rasanya manis," Dani menyeringai dan meninggalkan Raila yang diam dengan kekesalan yang menggunung.
Disukai pria setampan Jonathan memang idaman semua wanita. Terlebih pria itu juga memiliki kekayaan yang bisa merubah Sena, si gadis biasa, menjadi kaya raya bak putri mahkota.
Tapi rupanya disukai saja tidak cukup. Keluarga besar Jo tidak pernah menyetujui hubungan mereka. Entah apa yang menyebabkan semua itu. Sena sendiri tidak tahu.
Sena tidak mau memaksa. Tapi Jo ngotot dan tak pernah menggubris larangan kedua orangtuanya.
Hingga satu kata keluar dari mulut ayahnya Jo, Abimanyu.
"The Game Over"
Maksudnya apa?!
PULANG.
Selalu kata itu yang aku dengar setiap kali berusaha untuk lepas darinya. Singkat dan tegas.
Bukan hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali aku mencoba lepas, tapi akan tetap berakhir lagi di 'rumah'nya.
Apa dia punya banyak mata? Hingga kemanapun aku melangkah selalu dia temukan. Lalu setelah itu aku diabaikan, aku merasa menjadi tawanan belaka. Apa yang dia mau dariku???
"Ngapain lo kemari? Cari makan gratisan lagi? Dasar orang miskin!"
"Dia?! Jadi sekretaris?! Hah, berani dikutuk jadi kaya! Gue gak yakin dia bisa! Kerjaaannya cuma nyari traktiran!"
"Dani, lo yakin punya sekretaris kayak gitu? Seksi enggak, pinter enggak, doyan makan iya."
Cercaan itu sudah biasa bagi Raila. Ia tak peduli, yang penting kebutuhannya terpenuhi. Ada banyak hal yang harus dia urus ketimbang omongan tak berguna itu.
Dan di sinilah dia, menjadi sekretaris perusahaan besar dari seorang Dani Mahendra sekaligus kekasih bayaran pria itu. Lumayanlah, rezeki jangan ditolakkan?
Lo mikir punya double job itu enak? Bisa disukai atasan lo? Lebih jauh bisa gaet dia buat happing fun?
Huh, lo salah besar! Karena nyatanya hidup gak seempuk roti, men!
"Saya hamil, Pak!"
"Apa? Mana mungkin? Saya tidak pernah menyentuh kamu, Kinan!"
"Saya punya buktinya, Pak."
"Tapi aku sudah menikah, Kinan."
"Saya tidak peduli, yang saya butuhkan hanyalah ayah dari anak saya dan Anda, Pak."
Pelik. Dan tanpa diduga, Indah, istri pertamanya, mengijinkan dirinya mendua.
Menikah.
Mungkin bagi sebagian besar orang merupakan awal kebahagiaan penyatuan dua cinta.
Bagi Indah justru awal dari segalanya.
Awalnya pernikahan mereka juga bahagia seperti kebanyakan orang, meski pernikahannya berdasarkan perjodohan orang tua.
Sampai ujian itu datang. Indah harus rela berbagi dengan wanita yang mengaku dihamili oleh suaminya, Ayyas.
Cerai bukan ide baik, perkara yang dibenci Tuhan dan aib keluarga. Tapi ia juga punya hati kan?
Entahlah.
Aku adalah wanita bodoh yang membiarkan perasaan ini terus mengikutiku dan perlahan mengiris hatiku, entah sampai kapan rasa ini hilang, semakin kuat aku berusaha melupakannya semakin kuat pula rasa ini untuknya
Aisha Permata Hazima
Dia lucu, dia cerdas, dia selalu menarik di mataku. Entahlah aku tidak tahu mengapa, aku mungkin gila karena menyukai wanita sepertinya yang kata orang jauh dari standar. Andai orang tuaku menyetujui.... ah sudahlah biar ku kubur saja rasa untuknya. Seperti angin segar yang datang lalu pergi...
Bintang Respati Mahendra
"Saya bukan menyukai kamu, tapi tak lebih hanya sekedar perhatian sebagai dokter pada pasiennya."
Benarkah? Tapi kenapa dia menciumku?! Orang bilang biasa kalau sama pacar, lah aku? Pacar juga bukan, cuma pasien katanya! Ya ampun, kasusku berat memang!
Tapi perhatiannya yang terkesan berlebihan sedikit menggoyahkan dunia melowku.
Note :
Awas, area baper! Kuatkan hati kalian para ijo tomat!