Ivy menggeliat, matanya yang masih sangat mengantuk menatap HP dalam tangannya yang menyala terang, membuatnya sedikit menyipit karena silau. "Halo, Yang." "Vy, kamu jadi ke sini, kan?" Gadis itu sontak beranjak duduk. Matanya refleks menatap jam dinding. Sudah pukul 8. Astagaa. Ia bangun kesiangan. Padahal rencananya ia mau ke Metro untuk mengecek toko-toko milik ayahnya. Ivy menyentak napas saat tiba-tiba teringat ibu tirinya. Toko itu milik ayahnya, tapi semua uang yang ia setor pada sang ayah akan segera berpindah tangan pada ibu tirinya. Sungguh menyebalkan! "Vy." Ivy tergagap. "Eh, ya?" Ia menyentak selimut hingga terjatuh di lantai lalu beranjak duduk. "Tentu aku jadi ke situ, Yang." "Kamu akan ke sini jam berapa?" "Segera, Yang." Ia menyambar handuk dan bergegas keluar kamar