Part 3

1150 Kata

"Lebih baik kita ke rumah mama aja, Om. Mungkin, alat Bu bidan rusak," kataku sambil mengusap keringat di dahi. Tegangnya. Sampai jantungku mau melompat keluar saja. Om Redi mengangguk padaku. Tapi, ia menatap Bu bidan lagi seperti ingin memastikan. Sungguh sikap Om Redi membuatku takut bukan kepalang. Walau aku telah menunjukkan pada suamiku ini alat kehamilan milik temanku yang kuakui sebagai milikku, tetap saja saat ini aku was-was. Takut Om Redi akan mempercayai ucapan Bu Bidan dan kembali ragu pada istrinya ini. "Ayo, Om. Tempat mama sekarang," kataku cepat saat melihat bu bidan hendak membuka mulut. Lalu, aku menarik tangan suamiku. Om Redi merogoh saku dan meletakkan selembar uang seratus ribu di meja. Bu bidan berseru agar mengambil uang kembalian, tapi aku terus menarik tangan O

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN