32

1811 Kata

Ami's POV Suasana rumah begitu sepi. Pagi-pagi begini biasanya aku dan Liam sarapan bersama sebelum berangkat sekolah. Kini tak ada lagi canda tawa atau sapaan lembut yang biasa aku dengar darinya. Sudah tiga hari ini kami saling mendiamkan. Tak ada tegur sapa apalagi sekedar obrolan. Bahkan di dalam rumah pun kami selalu menghindari untuk berada dalam satu ruangan. Setiap hari Pak Budi mengantar dan menjemput ke sekolah. Tentu Liam yang menyuruhnya. Dia sendiri berangkat dan pulang menaiki motornya. Foto-foto clubbingnya sempat viral tapi meredup dengan sendirinya setelah Liam membuat klarifikasi. Tapi aku sudah terlanjur sakit hati. Aku belum bisa percaya padanya seperti dulu. Bukan semata soal tentang pelukan, gandengan atau dikelilingi cewek-cewek cantik yang membuatku sebal tapi ju

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN