Setelah istrinya tidur, Gibran pun hanya bisa diam dan menatap ke arah istrinya yang tidur dengan menjadikan lengannya sebagai bantalan tidurnya. Tangan Gibran terus bergerak mengelus rambut istrinya dengan gerakan pelan, bagaimanapun juga Gibran sangat menyayangi istrinya dan berharap agar Tuhan tidak mengambil istrinya lebih cepat darinya. "Jika nanti terjadi sesuatu padamu, aku akan melakukan banyak hal yang aku bisa untuk membuatmu kembali hidup dan berkumpul bersama kita." Gumam Gibran pelan. "Aku tidak masalah jika setengah dari sisa usiaku harus dibagikan untukmu, setidaknya kamu harus tetap hidup agar bisa bersama aku dan juga Ibra." Lanjut Gibran lagi dengan mengecup kening istrinya lama. Setelah mengatakan itu, Gibran pun memilih untuk memejamkan matanya dan tidur. Gibran juga