Sekali lagi, Ibra merasa lega karena bundanya bisa diselamatkan. Ibra tidak tahu bagaimana dirinya harus terus berterima kasih pada Tuhan yang sudah mengabulkan doa-doanya. Pagi ini, seperti biasa Ibra pergi meninggalkan bundanya sendirian untuk pergi membeli sarapan untuk dirinya sendiri. Bundanya selalu mengingatkan dirinya untuk makan tepat waktu bagaimanapun keadaannya, dan Ibra selalu melakukannya karena Ibra tidak ingin bundanya marah jika dirinya tidak menurut. Sedangkan bundanya tentu saja makan makanan rumah sakit yang sudah disediakan. Ibra tersenyum tipis untuk menyapa para perawat dan juga orang-orang yang pernah ia jumpai. Sudah berbulan-bulan Ibra di sini dan tentu saja banyak yang mengenalnya, lebih tepatnya kasihan dengan dirinya. Tapi Ibra sendiri tidak pernah menganggap