dua puluh

1116 Kata

Gibran yang mendengarnya tentu saja langsung menatap ke arah Starla dengan tatapan bingung. Belum sempat dirinya bersuara, suara Ira yang terdengar membuat dirinya mengalihkan perhatiannya. Gibran berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan ruangan itu untuk menghampiri calon istrinya yang mencarinya. Starla sendiri tentu saja hanya diam dan menarik napasnya panjang, rasanya dirinya benar-benar bisa bernapas setelah suaminya pergi meninggalkan ruangan itu. "Starla akan bergabung sarapan bersama, mama bersikap ramah lah pada Ira." Kata Starla yang tentu saja membuat Tasya tak percaya saat mendengarnya. Tasya tidak menyahuti dan memilih untuk meninggalkan menantunya itu sendirian. Tasya tidak suka dengan pilihan menantunya yang seperti itu. Waktu terus berlalu, semua orang sudah berk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN