sembilan belas

2045 Kata

Setelah melihat bundanya tidur lelap, Ibra pun bangun dan berjalan keluar kamar untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Tentu saja Ibra tidak ingin mengambil resiko akan membangunkan bundanya jika dirinya memaksakan diri untuk mengerjakannya di dalam kabar. Ibra duduk di sofa yang ada di ruang tengah dan mulai membuka bukunya. Pencahayaan ruangan itu masih terang karena memang belum dimatikan oleh pengurus rumah. "Den Ibra mau camilan?" Tanya seorang bibi yang kebetulan melihat keberadaan Ibra yang tengah belajar sendirian. "Tidak bi, Ibra akan menyelesaikannya dengan cepat dan kembali ke kamar. Terima kasih." Jawab Ibra dengan senyuman lebarnya. Semua orang selalu mengajarkan agar dirinya sopan pada semua orang tua yang ia lihat, untuk itu Ibra tidak pernah berbicara kasar pada orang-oran

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN