lima puluh dua

3157 Kata

Gibran memasuki ruangan Starla dengan kaki dan tubuh yang bergetar, tangannya pun hampir saja tak bisa membuka pintu kamar Starla dengan benar. "Biar aku bantu." Kata Ares pelan seraya membantu Gibran membuka pintu kamar inap Starla. Gibran mengusap air matanya saat melihat putranya menatap ke arah pintu dengan sekilas. "Jika ingin berkunjung, jangan mengganggu waktu istirahat bunda." Kata Ibra dengan suara pelan. Gibran mengangguk pelan dan berjalan semakin dekat. Matanya bergerak menatap ke arah ranjang rumah sakit dengan tangis yang tak bisa ia sembunyikan lagi. Di sana, Starla terbaring dengan tubuh kurusnya, wajah dan bibirnya pun terlihat sangat pucat, belum lagi kelopak matanya yang menghitam. Demi Tuhan, itu adalah wanita yang sama. Wanita yang pernah ia janjikan kenyamanan da

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN