empat puluh dua

1000 Kata

Ibra duduk di taman rumah sakit dalam diam. Sudah hampir empat bulan dirinya dan bundanya menetap di rumah sakit. Keadaan bundanya semakin hari bukannya membaik malah semakin memburuk. Ibra tidak tahu kenapa semua ini harus terjadi pada bundanya, tapi Ibra juga tidak bisa berbuat apa-apa selain menemani bundanya yang sering diam saat membuka matanya. "Bagaimana jika kita pindah ke rumah sakit yang lebih besar?" Suara laki-laki yang terdengar membuat Ibra menoleh dan menggelengkan kepalanya pelan. "Terima kasih paman, tapi bunda tidak ingin pindah." Jawab Ibra dengan sedikit murung. Ares yang mendengarnya tentu saja hanya bisa diam dan ikut duduk di samping anak yang memilih untuk menghentikan sekolahnya demi menemani bundanya yang sakit sendirian itu. Jika dipikirkan, sudah dua bulan i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN