Darka membuka matanya secara perlahan. Awalnya kabur, lama kelamaan ia memfokuskan penglihatannya. Jujur ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia memandang Sena, wajah itu terlihat cemas, yang teramat sangat. "Sayang, kamu udah sadar," Tanya Sena. Sejam yang lalu, ada seseorang yang menghubungi dirinya, mereka mengatakan Darka berada di rumah sakit. Ia mendengar itu lalu bergegas pergi ke rumah sakit, mencari keberadaan Darka. Akhirnya ia mendapati Darka sedang terbaring di ranjang, dengan perban di sudut bibir. Dokter mengatakan Tidak apa-apa, hanya perlu menunggu siuman. "Apa yang terjadi, sehingga kamu seperti ini?" Tanya Sena penuh khawatir. Darka masih ingat, apa yang terjadi beberapa jam yang lalu. Ia telah adu tinju kepada abang iparnya Linggar dan Radit, ketika ia akan menje

