Zayda mengutuk diri dalam hati, membayangkan Kalvin membelikan dia pakaian dalam dan membayangkannya.
"Pasti sambil dibayangin 'kan?!" gerutunya sambil menutup wajahnya yang merah padam.
"Terus, darimana dia tahu ukuran gue? Kan ...." Zayda tak berani melanjutkan kalimatnya, wajahnya sudah memanas dan dia menjerit-jerit gemas sendiri.
Tiba-tiba tercium aroma masakan yang mengalihkan perhatiannya, cacing-cacing di perutnya langsung bereaksi dan bergemuruh.
"Astaga, laparnya!" keluh Zayda memegangi perutnya.
Kalah oleh rasa lapar, Zayda tak berani mengangkat wajahnya ketika keluar dari kamar. Kalvin yang tengah sibuk di dapur pun hanya tersenyum melihat gadis itu muncul, terlihat lucu dengan piyama kebesaran miliknya. Baju atasannya saja sudah menutupi hingga ke paha, dan Zayda memakai
