Qirani mendorong d**a Kalvin sehingga ciuman mereka pun terlepas, ditatapnya lelaki itu dengan sorot mata penuh luka. "Hentikan!" ucapnya tersendat. Kalvin sendiri terkejut dengan apa yang dilakukannya barusan, entah apa yang merasukinya sehingga mencium Qirani seperti itu. Mengabaikan bagaimana lembutnya bibir gadis itu, Kalvin memang merasa jika ciumannya sama sekali tak berperasaan, justru terkesan kasar dan memaksa. Wajar rasanya jika Qirani merasa tersinggung karenanya. Tapi sekali lagi, dia tidak mau terusik dan langsung memasang senyum sinis di bibirnya. "Kenapa? Kaget?" ujarnya sambil mendekatkan wajahnya lagi ke hadapan Qirani, gadis itu berpaling muka dengan lelehan air mata di pipinya. Namun Kalvin bukannya bersimpati dan merasa bersalah, dia malah tertawa kecil seolah meny