Keesokan harinya, tampak Ryan berjalan menuju kamar Zayda. Dia mengkhawatirkan keadaan putrinya itu sejak semalam, hanya saja dia tak bisa menemui Zayda karena gadis itu mengunci kamarnya. "Zayda, kamu sudah bangun?" panggilnya seraya mengantuk pintu dengan perlahan. Lama tak terdengar suara apapun, Ryan pun mulai khawatir memikirkan apa yang terjadi pada putrinya itu. Tentu berat melalui semua ini sebagai Zayda, yang harus menerima fakta dimana kekasihnya yang ternyata adalah kakak kandungnya sendiri. Tak mau lama-lama berburuk sangka dan membuang waktu, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Ryan meminta kunci cadangan pada kepala pelayan mereka. Alena yang datang setelahnya pun ikut merasa cemas melihat suaminya mulai berupaya melewati batasan ruang privasi putrinya. "Mas?"