Sepertinya semua baik-baik saja, tapi mereka tak menyadari jika ada satu orang yang merasa diabaikan di sini, yaitu Zayda. "Jadi, begini lah akhirnya?" Sebuah foto Kalvin berukuran besar yang ditempel di balik pintu, sudah penuh dengan coretan spidol merah. Kata-kata penuh obsesi dan kebencian tersebar di atas foto itu. "Baik, akan kubiarkan kalian berbahagia kali ini. Situasinya sudah tak menguntungkan bagiku, dan aku tak bisa terus mengejar kamu, Kak!" Zayda menyusap air mata yang membasahi pipinya, riasannya sudah hancur berantakan dengan maskara yang luntur menghitam di sekitar matanya. Senyum licik yang mengembang dihiasi lipstik yang sudah belepotan membuatnya bak seorang psikopat kejam. "Kalian memang ditakdirkan bersatu karena sama-sama lahir dari rahim seorang p*****r, tida