Zayda memasuki toilet setelah Qirani masuk, dia bersiap dengan sebuah saputangan di dalam genggaman yang sudah diberi klorofom. Gadis itu tersenyum licik dan yakin jika rencananya kali ini akan berhasil. "Permisi!" ucapnya melewati Qirani yang sedang berdiri di depan kaca wastafel, wanita itu mengangguk mempersilakannya. Tapi sejurus kemudian dia mengerutkan kening menyadari jika wanita Korea yang menyapanya barusan menggunakan bahasa Indonesia. Dia menoleh dan melihat sosok Zayda dalam wajah lain, sedang sibuk merapikan riasannya juga. "Apa kau barusan berbahasa Indonesia?" tanyanya memberanikan diri untuk bertanya, dipikirnya mungkin akan lebih seru jika mempunyai teman sesama Indonesian di negara asing seperti ini. "Ya, apa kau berbicara denganku?" sahut Zayda dengan wajah polos, se