Beraksi

1138 Kata

Reaksi virus penetral racun itu sangat luar biasa. Wajah pucat milik Ema perlahan mulai memerah namun tetap saja mata Ema belum terbuka. Ema tertidur lelap membuat Amora hanya bisa menatap Ema dari kaca. Aron terlihat sangat dingin saat mendengat tangisan putrinya yang ingin masuk kedalam ruangan Ema. "Percaya sama Kakak Amora, Mamamu pasti akan segera sembuh!" ucap Arrabela. "Papa" panggil Amora membuar Aron mendekati Amora dan segera menhambil Amora dari gendongan Arrabela. "Badan Amora panas Om" ucap Arrabela. Aron membawa Amora kedalam sebua kamar yang saat ini ia huni bersama Amora di ruangan bawah tanah. Ruang bawah tanah menjadi tempat yang paling aman saat ini untuo menghindari serangan. Aron membaringkan tubuh Amora dan kemudian mengambil sunitikan membuat Amora terkejut. "P

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN