Setelah ciuman panas mereka lepas, bibir Kiran langsung cemberut. "Kamu selalu saja menciumku tiba-tiba!" Richie dengan sengaja menutup mata sambil tersenyum. "Jika aku meminta izin terlebih dahulu, apakah kamu akan memberinya?" Kiran sangat malu dan tidak menjawab. Tangan Richie bergerak memeluk bahunya dan kedua tubuh bagian depan mereka bersentuhan. Kepala pria itu masuk ke perpotongan lehernya, sehingga ujung-ujung rambut yang tajam membuat Kiran kegelian. "Richie, lepaskan aku. Ini masih pagi." Kiran mengeluh. "Kamu pikir aku akan melakukan apa, hm?" Napas hangat Richie menyapu kulit leher dan telinga Kiran sekaligus. Itu membuatnya tak berdaya. "Aku tidak berpikir apa-apa kok," kilah Kiran, meskipun sebenarnya dia sempat mengira bahwa Richie akan melakukan 'sesuatu'. "Kapan ki