Karena terlalu sibuk memikirkan tentang apa yang dilakukannya saat mabuk, Kiran hampir lupa bahwa dia masih memiliki benalu di sekitarnya. Beberapa hari dia mengabaikan pesan dari sang bibi dan sepupunya. Sekarang dia terus diteror. Kiran terkejut melihat pesan terakhir Zafra yang mengatakan bahwa dia akan datang ke rumah. Saat ini Kiran baru saja selesai dengan masa orientasinya dan sedang istirahat makan siang. Dengan segera Kiran menelepon sepupunya itu. "Halo, Zaf? Apa maksud pesanmu? Kamu ke rumahku, ada apa?" Kiran tidak berbasa-basi. Jawaban dari seberang terdengar kesal, "Lihat dirimu. Begitu sombong. Kamu mulai pamer dengan mengatakan rumah suamimu sebagai rumahmu, betapa bangganya kamu sekarang." Kiran mengerutkan dahi. "Zafra, aku tidak ingin membahas tentang ini. Katakan