Saat aku hendak berdiri, aku merasakan tangan Mas Galih memegangku, aku terlonjak kaget "Apa yang kamu lakukan dengan kunci ini" katanya dengan keras sambil menatapku tajam dan mengintimidasi. Lidahku kelu. Jantungku berdetak tak karuan, aku tersenyum lirih sambil menatapnya. Tanganku reflek menyentuh dadanya yang bidang. "Aku kangen Mas tau nggak, beberapa minggu ini Mas selalu sibuk bahkan mengacuhkan aku" dia seperti kaget dengan suaraku yang sengaja aku buat manja. "Aku tanya kenapa kamu menyentuh kunci ini?" tanyanya lagi dan mengacuhkan godaanku. "Aku nggak sentuh kunci itu kok, aku hanya berusaha meminta hakku aja kok" aku merutuk didalam hati, kenapa aku selalu menggunakan tubuhku untuk menyelesaikan masalah dengan Mas Galih, arghhh aku memang wanita tidak tau diri. "Ohhhh, ya