Haah? Apa? Apa yang dikatakan Mas Alan barusan? Tidak mau berpisah? Aku mencibir, mencemooh apa yang baru saja aku dengar. “Maaf Mas, apa aku tidak salah dengar? Tidak mau pisah katamu?” Aku yakin nada bicaraku lebih cenderung mencemooh dibanding bertanya. Mas Alan menyugar rambutnya kasar. Kemudian dia menutup wajah dengan dua tangan, tanda dia tertekan. Mungkin saja tekanan dari papa dan Papa Sunoto membuatnya harus berpikir ulang jika harus berpisah denganku. Aku jadi penasaran bantuan macam apa yang dijanjikan papa pada keluarga Mas Alan ya? Aah, aku akan cari tahu dari Mas Reino. Aku yakin Mas Reino tahu hal ini. “Iya Reina. Maaf karena selama ini aku mengabaikanmu. Tidak pernah memperlakukanmu selayaknya seorang istri. Padahal kamu sudah menjalani peranmu dengan sangat baik. Ak