Syukur alhamdulilah, jagoanku lahir dengan sehat dan selamat, tidak kekurangan suatu apapun walau masih belum genap bulan. Tapi dokter obgyn dan dokter anak terbaik yang ada di rumah sakit ini memastikan kondisi jagoanku sehat dan normal. Tentu saja syukur tidak henti kuucapkan. Apalagi sekarang saat melihat bayi mungil berwarna merah ini mencari p****g susuku untuk mendapatkan ASI. Melihatnya yang pantang menyerah berusaha mendapatkan ASI pertamanya, membuatku terenyuh. Berkelebatan berbagai pikiran buruk di otakku. Apakah jagoanku akan hidup terpisah dari papanya? Hanya hidup bersamaku saja? Ataukah, kami akan tetap bisa terus bersama? Bertiga, mungkin juga berempat bersama adiknya? Apakah aku dan Mas Alan tega menghancurkan janji suci pernikahan kami demi ego? Menghancurkan kebahagiaan