"Mas, ada yang ingin kutanyakan padamu, tapi tolong jawab dengan jujur." Itu adalah kalimat pembuka percakapanku dengan Mas Alan selang beberapa hari usai aku melihatnya bersama Khamila. "Hmm..." Jawab Mas Alan, tidak mau melihat ke arahku. Aku menghela nafas, sejujurnya kali ini aku merasa sangat lelah dengan kepura-puraan yang kami perankan sejak menikah. "Ada hubungan apa antara Mas Alan dan Khamila?" Pertanyaan pertamaku sukses membuat Mas Alan fokus menatapku walau dengan tatapan sinis. "Sudah kubilang, bukan urusanmu." Baiklah, lanjut ke pertanyaan kedua. "Mas anggap apa Baby Berryl?" Aku lihat alis Mas Alan bertaut tanda kebingungan dengan pertanyaanku. "Apakah kamu minum khamr sampai mabuk Reina? Pertanyaan macam apa itu?" Jawabnya. "Jawab dulu, Mas anggap apa Baby Berryl