"Mas kenal ya sama Tante tadi?" tanya Nisa penuh selidik. "Nggak," jawabku sambil menggelengkan kepala. "Serius?" tanya Nisa sambil mendekatkan wajahnya sambil mendelik ke arahku. Cuppp. Aku mencium bibir mungil Nisa, salah sendiri monyong-monyong sambil mendekat ke arahku. "Iiihhhhh," protes Nisa yang mukanya langsung bersemu merah. Aku cuma tertawa saja melihatnya. "Abah dah pesen kalau Annisa nggak boleh nginep," keluh Nisa. "Hmmm," aku cuma menganggukkan kepala saja. Ira sih sudah kuantar pulang tadi. Lebih tepatnya kami barengan pulang, soalnya dia naik motor sendiri. Si Nisa ni yang ngerepotin. Tak bisa naik motor dia. Tapi demi keadilan, saat jalan tadi dan ke rumah Ira, Nisa nggak boncengan sama aku. Jadi aku naik motor sendirian terus si Nisa bonceng Ira. Tadi sih ma