Nisa tersenyum jahil sambil menatapku sehabis bersalaman dengan Tante-tante itu. Aku cuma mengelus d**a dalam hati. Keknya ni gadisku saling mempengaruhi. Dan pengaruh yang kena justru yang buruknya. Kalau semua kayak Putri galaknya, bisa-bisa kalau aku ketahuan celup sana sini, habis nanti adek kecilku disunat mereka. Tapi, Tiba-tiba saja aku merasa aneh. Prapto, Githa. Dua nama ini langsung membuat ingatanku melayang ke Bapak dan Janda lucknut dari Tegalwaru. "Tante dari Tegalwaru?" tanyaku tanpa sadar dan langsung terucap. Githa terlihat kaget dan menunjukkan raut muka aneh. "Iya. Napa? Adek kenal ya sama saya?" tanyanya. "Nggak," jawabku ketus. Githa melongo ketika mendengar nadaku yang tiba-tiba sadis. Mungkin dia kaget. Tadi nadaku datar, kok sekarang jadi sadis? Tapi aku