Chapter 112 - Duit Habis

633 Kata

Aku mendengar bunyi adzan cedal Mbah Mursyid dan terbangun dari tidurku. Dengan malas-malasan aku beranjak bangun dari kasur dan berjalan menuju ke kamar mandi. Ini sudah malam ketiga sejak insiden permak wajah oleh Abah. Luka lebam di wajahku sudah mulai menghilang dan aku pun memutuskan untuk berangkat sekolah. Kan nggak enak banget kalau bolos kelamaan. Kemarin dua gadisku menjengukku ke rumah. Ira dan Putri. Tapi aku tak mau saat mereka mengutarakan keinginannya untuk menginap. Jadi malam tadi aku bisa istirahat sepenuhnya. Lagian memangnya aku laki-laki apaan, kan nggak mungkin juga tiap malam aku begituan. Sayang protein dibuang-buang terus. Toh aku juga masih dalam masa pertumbuhan. Sudah beberapa bulan ini aku tak lagi dapat supply sarapan dari tetangga sebelah. Bukan apa-apa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN