Aku melihat ke arah Ningrum. "Semua dah kejadian kan? Cerita aja," kataku. Ningrum menarik napas, "kata Ibu, waktu itu Ibunya Mas Handoyo lagi hamil Mas Han. Bapak kan... Bapak kan..." muka Ningrum memerah. Aku diam aja. Ngerti deh aku. Sama-sama dah ngerasain enaknya wanita kok. "Bapak kan butuh pelampiasan, jadi Bapak ketemu Ibu. Terus Ibu ikutan hamil. Makanya Ningrum sama Mas Han hampir seumuran." "Bapak, kata Ibu, Bapak tu orangnya tanggung jawab. Saat tahu Ibu hamil anaknya, Bapak langsung nikahin Ibu," kata Ningrum. Ningrum melihat ke sekelilingnya dan nunduk malu. "Ningrum mau minta maaf Mas," bisiknya lirih. Aku agak heran juga. Ngapain sih ni bocah? Pake minta maaf segala? "Kamu kan nggak salah. Nggak perlu minta maaf juga kali," kataku. "Bukan gitu Mas," jawab Ningrum