Apa yang terjadi sama Bapak? Bukankah sore nanti aku mau menjenguknya? Seperti yang dibilang pak polisi itu, setelah dua hari aku baru boleh menjenguknya. Terus kenapa Bu Fatimah malah nangis? “Bu Fatimah, tolong kasih tahu, ada apa dengan Bapak?” tanyaku dengan perasaan makin kuatir dan tidak karuan. Aku tahu, kalau Bapak cuma terluka atau semacamnya, nggak mungkin Bu Fatimah sampe nangis segitunya. Ini pasti jauh lebih gawat dari itu. Dan itu artinya cuma satu kemungkinan, Bapakku meninggal dunia. Di saat aku memikirkan kemungkinan itu, seluruh tubuhku terasa lemas tak bertulang. Tapi aku tetap memberanikan diri untuk bertanya dan memastikan. Aku butuh kepastian itu. “Bapak wafat ya Bu?” tanyaku dengan suara lirih dan bergetar. Bu Fatimah memelukku makin erat dan tangisnya yang mak