Chapter 17 - Musibah (bagian 1)

563 Kata

Nisa langsung mengangkat wajahnya dan tersenyum bahagia ke arahku ketika mendengarnya. “Janji kan An? Awas lho kalau nggak datang. Penting banget ini buat Annisa,” kata si Nisa. Aku cuma menganggukkan kepala, “tapi kamu ingetin ya? Kamu kan tahu kalau aku keseringan lupa.” Nisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia melirik ke kiri kanan sebentar kemudian setelah yakin seyakin-yakinnya kalau parkiran motor sekolah ini benar-benar sepi, Nisa dengan cepat mencium pipiku sambil berbisik, “love you.” Setelah itu dia berlari meninggalkan aku. Aku cuma menggeleng-gelengkan kepalaku. Seneng bener sih sok imut gitu, padahal hanya kami berdua yang tahu apa yang telah kami lakukan bersama dan seberapa liarnya gadis manis itu saat kami berdua. Aku kemudian masuk ke kelasku. Pelajaran belum d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN