Chapter 98 - Canggung

628 Kata

“Sarapan dulu Mas,” kata Nisa pelan di telingaku. Aku cuma menggeliat dan berusaha memeluk gadisku yang manis itu. Tapi dengan cepat dia langsung menghindar dan menepis tanganku. Nisa memonyongkan bibirnya ke arah Kakaknya yang sekarang terlihat sedang sibuk menata piring di dapur rumahku. Aku tersenyum kecut. Tak apalah. Toh semalam aku berhasil menikmati tubuh gadisku. Dengan malas-malasan aku beranjak berdiri dan berjalan ke kamar mandi rumahku. Kalian nggak lupa kan kalau kamar mandi dan dapur rumahku itu letaknya di belakang? Dan karena rumah kampung dari papan. Tentu saja, dinding dapur dan kamar mandiku juga dari papan. Untungnya kami sudah tak memakai sumur lagi. Sudah beberapa tahun belakangan ini air PAM masuk ke daerahku. Jadi meskipun ada sumur tradisional di dekat kamar man

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN