“Sudah siap untuk memulai perjalanan yang sesungguhnya?” Baskara menoleh dan menatap Rayya dengan cengiran terulas dari wajahnya. Rayya terkekeh pelan. “I’m ready. Aku udah nggak sabar lima hari ini berusaha menebak-nebak.” “Bentar lagi sampai. Tuh keliatan.” Pria itu menunjuk ke sebuah bangunan sederhana yang ternyata adalah sebuah kantor. Ada sebuah plang nama perusahaan yang dengan logo mobil van. Kening Rayya mengerut kemudian menoleh dan menatap heran suaminya. “Kita mau ngapain disini, Mas?” Tadi pagi, suaminya itu berkata bahwa mereka akan mulai berpindah tempat. Rayya tidak memikirkan kemana tujuan yang sudah disembunyikan oleh suaminya itu. Ia hanya berpikir bahwa mungkin mereka akan pergi kembali menggunakan moda pesawat terbang. Tapi justru perkiraannya salah. Mere