Bab 47: Tamu Tak Terduga Lainnya

1109 Kata

“Aku nggak ngerti kenapa kamu masih mau menemuinya.” Setelah Reihan mengajak Rayya pergi meninggalkan Harris. Pria itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah karena sambil mengomel. “Dia berlutut di lobi depan dan dipertontonkan sama semua orang, Mas. Kalau aku nggak nurutin kemauannya, bisa-bisa terjadi keributan,” jelas Rayya. Reihan mendesah kesal. “Dasar pria licik.” “Aku juga menyesal kok.” “Dia ngomongin apa saja?” “Dia cuma mau minta maaf.” “Itu saja? Nggak mungkin, sepertinya kalian berbicara cukup lama.” Rayya tau bahwa ia harus berkata jujur kepada Reihan, karena pria itu mempunyai insting yang kuat jika lawan bicaranya sedang berbohong atau menyembunyikan sesuatu. Maka, mengalirlah rangkuman percakapannya dengan Harris beberapa saat yang lalu. “Dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN